Jakarta, Aktual.com — Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin mengatakan bahan makanan menjadi penyumbang deflasi September 2015 yang tercatat 0,05 persen dengan indeks harga konsumen (IHK) 121,67.
“Jadi deflasi September 0,05 persen terjadi deflasi pada bahan makanan 1,7 persen diikuti transpor, komunikasi dan jasa keuangan 0,4 persen. Daging dan hasil-hasilnya deflasi 5,2 persen, di mana yang paling besar daging ayam,” ujar Suryamin saat jumpa pers di Jakarta, Kamis.
Menurut Suryamin, memang setelah melewati masa Ramadhan dan Lebaran (Idul Fitri), harga-harga bahan makanan sudah turun kembali ke arah normal.
“Telur, ayam, susu, sayur-sayuran, buah-buahan, dan juga bumbu-bumbuan mengalami deflasi,” tutur Suryamin.
Sementara itu, kelompok yang mengalami kenaikan indeks, yaitu kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0,39 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,20 persen, kelompok sandang 0,83 persen, kelompok kesehatan 0,44 persen dan kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga 0,89 persen.
Dengan perkembangan inflasi September ini, maka tingkat inflasi tahun kalender (Januari – September) 2015 sebesar 2,24 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (September 2015 terhadap September 2014) sebesar 6,83 persen.
Sementara itu, komponen inti pada September 2015 mengalami inflasi sebesar 0,44 persen sehingga tingkat inflasi komponen inti tahun kalender (Januari – September) 2015 sebesar 3,32 persen; dan tingkat inflasi komponen inti tahun ke tahun (September 2015 terhadap September 2014) sebesar 5,07 persen.
Dari 82 kota IHK, tercatat 36 kota mengalami deflasi dan 46 kota mengalami Inflasi. Deflasi tertinggi terjadi di Sibolga 1,85 persen dengan IHK 120,15 dan terendah terjadi di Bandung 0,01 persen dengan IHK 120,61.
Sementara inflasi tertinggi terjadi di Merauke 1,33 persen dengan IHK 123,20 dan terendah terjadi di Jakarta 0,01 persen dengan IHK 122,38.
Artikel ini ditulis oleh:
Arbie Marwan