Jakarta, Aktual.com —  Komisi VI DPR RI mengaku tidak sepakat dengan langkah pemerintah yang membuka keran impor daging guna mengatasi melonjaknya harga di pasaran. Pasalnya, Pemerintah memutuskan kebijakan jangka sangat pendek untuk mengatasi naiknya harga daging sapi yaitu dengan impor dan operasi pasar (OP).

Melalui Rapat koordinasi kemarin, Pemerintah menunjuk Perum Bulog melakukan OP sehingga kelangkaan daging sapi di pasar diisi Bulog. Tidak hanya itu, Pemerintah jua memberikan izin kepada Bulog untuk mengimpor sapi siap potong sebanyak 50.000 ekor.

Ketua Komisi VI DPR Hafisz Tohir mengatakan bahwa melonjaknya harga daging di pasaran merupakan ulah dari para pedagang nakal yang memainkan fee
impor sapi.

“Pemerintah seharusnya menggalakkan rakyat makan ikan laut. Kan Indonesia poros maritim? Mana bu Susi? Mana konsep maritim kalau rakyat masih sulit makan ikan,” kata Hafisz melalui pesan singkatnya kepada Aktual di Jakarta, Selasa (11/8).

Menurutnya, jika konsumsi ikan laut berhasil digalakkan oleh Pemerintah, maka itu bisa menghemat devisa ratusan juta dollar. Terlebih, penghentian impor daging juga merupakan janji Presiden Joko Widodo kala masa kampanye.

“Saya tidak setuju impor daging karena sesuai dengan janji Jokowi ketika kampanye Pilpres akan menghentikan import daging dan segera melakukan swasembada sapi. Ini dulu yang harus diselesaikan,” ungkapnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka