Jakarta, Aktual.com – Meskipun inflasi harga-harga di DKI Jakarta di Januari 2016 turun dibanding Desember 2015, namun inflasi kelompok volatile food justru meningkat.
Dilansir dari info pangan DKI, Rabu (3/3), kenaikan harga volatile food terutama disebabkan kenaikan harga daging dan hasil-hasilnya, telur dan hasil-hasilnya, serta aneka bumbu.
Pada komoditas subkelompok daging dan hasil-hasilnya, tekanan inflasi berasal dari kenaikan inflasi daging ayam ras (4,12% mtm) dan daging sapi (1,87% mtm).
Kenaikan harga daging sapi disebutkan karena keterbatasan pasokan sapi, baik dari domestik maupun impor.(Baca: Pasokan Minim, Daging Sapi Meroket (Lagi))
Molornya penetapan izin impor, yang dijadwalkan dilakukan sebelum akhir 2015, jadi salah satu penyebab tersendatnya pasokan daging sapi impor.
Pengenaan PPN sebesar 10persen untuk sapi bakalan dalam negeri dan impor yang sempat diberlakukan pemerintah 8 Januari 2016 lalu namun kemudian dicabut, juga dianggap ikut mempengaruhi.
Kenaikan harga daging sapi ternyata ikut mendorong kenaikan harga daging ayam ras. Sebab masyarakat jadi berpindah konsumsi daging ayam di saat harga daging sapi meroket. Selain juga didorong meningkatnya kenaikan bahan baku pakan ternak ayam.
Naiknya harga daging ayam ras juga mengerek harga telur ayam ras hingga inflasi sebesar 5,15% (mtm).
Artikel ini ditulis oleh: