Jakarta, Aktual.com – Koordinator juru bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Dahnil Anzar Simanjuntak membandingkan penanganan kasus hoax penganiayaan Ratna Sarumpaet dengan foto viral soal ‘Skenario Coklat1’.
Dibanding kasus hoax Ratna Sarumpaet, Dahnil menyebut hoax yang menyerang dirinya lambat ditangani.
‘Skenario Coklat1’ merupakan sebutan untuk sebuah screenshot email yang berisi tentang sebuah skenario bernama Coklat1. Dalam screenshot tersebut, terdapat email dahnilanzar@yahoo.com sebagai pengirim dan hanafi.rais@gmail.com sebagai penerima serta mustofa.b.nahrawardaya@gmail.com sebagai pihak penerima tembusan.
“Termasuk hari ini saya kemudian ada hoaks yang mengatasnamakan e-mail saya. Itu yang bertebaran di mana-mana dan harusnya polisi bisa menindak dengan cepat tanpa harus ada laporan dan sebagainya,” kata Dahnil usai diperiksa sebagai saksi kasus kebohongan Ratna Sarumpaet di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Jumat (26/10).
Menurutnya, viralnya ‘skenario coklat1’ seharusnya mendapat perlakuan yang sama dari kepolisian, selayaknya kasus hoax Ratna Sarumpaet. Namun, kata Dahnil, penanganan kasus ini justru sangat lambat.
“Kami inginkan kasus semacam ini cepat segera dituntaskan karena kami juga punya hak keadilan, jangan sampai kemudian kami seolah-olah kami tidak mendapatkan keadilan,” bebernya.
Isi dari screenshot ‘skenario Coklat1’ adalah, “Ini foto dari hasil kerja anak tim cyber tauhid untuk skenario Coklat1. Cukup bagus saya kira hasilnya tidak ada lagi yang perlu diedit, tinggal sebar saja dengan tim medsos kita. Saya cc juga ke Mas Mustofa biar dia ikut blow up di media dan medsos. Saya yakin hasilnya cukup mengganggu tidur Coklat1. Semoga Allah SWT membalas dengan keadilan atas perjuangan kita“.
Ketika diperiksa sebagai saksi dalam kasus hoax Ratna Sarumpaet, Dahnil merasa pertanyaan-pertanyaan yang dilayangkan penyidik tidak substantif.
“Seolah-olah kami ini tersangka dan kami nggak paham sama sekali,” kata Dahnil.
Ia pun mengingatkan pihak kepolisian agar tidak larut dalam intervensi kekuasaan. Kepolisian, kata Dahnil, jangan sampai menjadi alat politik.
“Apalagi rasa ketidakadilan itu bisa kita lihat hari ini secara terbuka. Banyak kasus yang harusnya ditangani dengan cepat ternyata terbengkalai,” ujarnya.
Selain itu, ia juga menyebut kasus yang membelit musisi Ahmad Dhani. Ahmad Dhani ditetapkan tersangkat oleh Polda Jawa Timur karena mengatakan ‘idiot’.
“Banyak tadi contoh kasusnya beberapa kasus misalnya kata-kata Ahmad Dhani yang kemudian dianggap tidak pantas tapi di sisi lain banyak orang menggunakan kata yang sama tapi tidak diapa-apain,” imbuhnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Teuku Wildan