Jakarta, Aktual.com – Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) menyebut kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di provinsi paling barat Indonesia ini mencapai 60 hektare (ha) dalam sepekan terakhir.

“Hari ini ada beberapa hektare lahan, seperti di Desa Kute Baru, Aceh Tengah. Kebakaran telah dipadamkan kemarin sore,” kata Kepala Pelaksana BPBA Teuku Ahmad Dadek di Banda Aceh, Minggu (7/7).

Ia menerangkan peristiwa kebakaran diduga sengaja dilakukan oleh oknum yang tidak bertanggungjawab itu terjadi di sembilan kabupaten/kota meliputi Nagan Raya, Aceh Barat Daya, Aceh Besar, Banda Aceh, Aceh Barat, Bener Meriah, Aceh Tengah, Aceh Jaya, dan Aceh Selatan.

Mayoritas kawasan hutan maupun lahan yang terbakar merupakan lahan produktif, sebagian di antaranya merupakan lahan perkebunan kelapa sawit baik milik perusahaan maupun warga setempat.

Ia mencontohkan, seperti di Nagan Raya kebakaran hebat melanda tiga kecamatan, tapi dua kecamatan di antaranya merupakan kawasan perkebunan kelapa sawit milik PT Fajar Bayzuri dan PT Sawit Nagan Raya Makmur dengan total lahan terbakar sekitar 20,5 ha.

“Sebagai besar area yang terbakar di daerah, memang sudah berhasil dipadamkan. Tapi kita masih membutuhkan bantuan 10 pompa air, 50 rol selang, cairan peresap, dan alat-alat pemukul api,” katanya.

“Kami telah sampaikan ke Bapak Kepala BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) Doni Monardo pekan ini, terkait hambatan di lapangan,” tegas Dadek.

Komandan Kodim 0116 Nagan Raya, Letkol Kavaleri Nanak Yuliana pekan ini mengaku, jajaran TNI dari kodim setempat bersama BPBD Nagan Raya telah mengendalikan karhutla yang terjadi pada dua kecamatan di kabupaten tersebut.

Ia mengatakan kebakaran telah melanda lahan seluas 20 ha lebih di Desa Cot Mue, Kecamatan Tadu Raya dan Desa Kuala Tripa, Kecamatan Tripa Makmur, Kabupaten Nagan Raya, Aceh.

“Kebakaran di Desa Cot Mue, Kecamatan Tadu Raya, Nagan Raya sudah padam,” tegasnya.

Sementara itu, Fenomena alam berupa hujan es dengan berukuran sebesar kelereng, justru turun di wilayah dataran tinggi di Aceh, tepatnya di lima kampung (desa) dari total 10 desa di Kecamatan Jagong Jeget, Aceh Tengah, Ahad.

“Hujan es di lima desa, yakni Paya Dedep, Paya Tungel, Jeget Ayu, Jaging Jeget, dan Bukit Kemuning di Aceh Tengah,” ucap Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Aceh, Teuku Ahmad Dadek di Banda Aceh.

Ia melanjutkan, peristiwa yang termasuk langka di provinsi paling barat Indonesia ini berlangsung secara singkat, karena terjadi cuma sekitar 10 menit atau mulai pukul 14:15 WIB sampai jam 14: 25 WIB.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) melaporkan, padahal cuaca di wilayah salah satu daerah penghasil komoditas kopi baik jenis Arabika maupun Robusta kualitas ekspor ketika terjadi hujan es berlangsung tengah terik-teriknya

Tim reaksi cepat BPBD Aceh Tengah kini sedang melakukan kajian cepat untuk melakukan pendataan rumah dan lahan pertanian masyarat setempat yang terkena dampak hujan es.

“Saat ini, hujan memang sudah berhenti. Tapi petugas BPBD setempat masih melakukan pendataan dampak bencana dari fenomena alam terutama material,” terang Dadek.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) setempat telah mengingatkan agar masyarakat mewaspadai potensi terjadinya hujan es disertai terjadi angin kencang yang merupakan dampak dari cuaca ektrem dalam dua sepekan terakhir dan melanda sejumlah wilayah di Aceh.

“Cuaca saat ini berpotensi kuat terjadi hujan es, seperti beberapa bulan lalu di Aceh,” ucap Kepada Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Meteorologi Kelas I Aceh, Zakaria Ahmad.

Artikel ini ditulis oleh:

Arbie Marwan