Jakarta, Aktual.co — Kerugian banjir bandang di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, sejak 1 Januari sampai 23 Desember 2014, mencapai Rp 2,583 miliar, akibat rusaknya areal tanaman padi, pemukiman warga juga sarana dan prasarana umum.
Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pemkab Bojonegoro Sukirno, di Bojonegoro, Minggu, mengatakan, kerugian mencapai Rp2,583 miliar tersebut dalam 17 kali kejadian banjir bandang yang melanda 39 desa di 12 kecamatan.
Daerah yang terparah dilanda banjir bandang, katanya, di wilayah selatan, di antaranya, sejumlah desa di Kecamatan Sekar, Gondang, Kedungadem, dan Kepohbaru.
Sedangkan banjir bandang juga melanda wilayah utara, seperti Kecamatan Kanor, Malo dan Balen.
“Banjir bandang yang terjadi berasal dari perbukitan yang hutannya sudah habis,” jelas dia, Minggu (28/12).
Sesuai data di BPBD, banjir bandang yang terjadi tersebut, mengakibatkan rusaknya areal tanaman padi seluas 2.106 hektare, baik yang baru tanam juga yang sudah berusia sekitar 3 bulan.
Selain itu, banjir bandang juga merendam sekitar 2.000 rumah, di antaranya, 61 rumah rusak.
“Kerusakan rumah kalau tidak parah biasanya langsung diperbaiki secara gotong royong oleh masyarakat,” ucapnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan pihaknya melakukan berbagai langkah setiap terjadi banjir bandang, di antaranya, mendistribusikan makanan siap saji, dan sembako.
Lainnya, juga mengajak berbagai pihak untuk melakukan kerja bakti untuk memperbaiki jalan desa, atau melakukan perbaikan rumah warga secara gotong royong.
“Pemkab juga telah melakukan normalisasi Kali Pacal, di Kecamatan Temayang, untuk mencegah terjadi banjir bandang, yang rutin melanda di Desa Kedungsumber, Kecamatan Temayang,” paparnya.
Kasi Operasi Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro Mucharom, menyebutkan sejumlah anak sungai Bengawan Solo yang berpotensi menimbulkan banjir bandang, antara lain, Kali Gondang, Kali Semar Mendhem dan Kali Pacal.
Lainnya, lanjut dia, Kali Kening, yang melintas di Tuban, tapi airnya masuk Bengawan Solo di Bojonegoro, dan sejumlah anak sungai Bengawan Solo lainnya.
“Terjadinya banjir bandang akhir-akhir ini, bukan faktor tingginya curah hujan, tapi disebabkan banyaknya lahan kritis,” ujarnya.

Artikel ini ditulis oleh: