Jakarta, aktual.com – Temuan mikroplastik dalam biota laut mengindikasikan tercermarnya perairan di Indonesia, tapi dampak kepada tubuh manusia sendiri masih perlu penelitian lebih lanjut, menurut peneliti polimer Pusat Penelitian Kimia Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Witta Kartika Restu.
“Mikroplastik menurut asalnya memang ada dua jenis, yang memang diproduksi sebagai mikroplastik seperti microbeads pada kosmetik dan yang kedua adalah hasil degradasi dari plastik besar yang mungkin terdegradasi entah karena cahaya matahari atau gelombang laut akhirnya menjadi mikroplastik seperti yang sekarang kami teliti di biota laut,” ujar Witta ketika dihubungi di Jakarta, Senin (18/11).
Menurut Witta, bekerja sama dengan Universitas Hasanuddin dan lembaga swadaya masyarakat Bali Fokus yang meneliti keberadaan mikroplastik di biota laut dan perairan Indonesia, LIPI menemukan kandungan mikroplastik di badan ikan besar.
Tapi dampak mikroplastik terhadap manusia sendiri masih belum dapat ditegaskan karena sejauh ini belum ada penelitian yang menemukan efek dari keberadaan mikroplastik di dalam biota laut atau tubuh manusiam karena itu dibutuhkan penelitian lebih mendalam terkait hal tersebut, menurut dia.
“Keberadaan mikroplastik itu nyata di hewan laut itu ada, karena memang laut kita yang sudah tercemar tapi untuk tingkat bahaya kami belum menemukan. Jadi sejauh ini masih dikategorikan tidak berbahaya,” ujar dia.
Plastik besar memang berbahaya dengan beberapa hewan laut ditemukan tidak bernyawa karena menelan plastik dalam ukuran besar, tapi untuk mikroplastik sendiri yang indikatornya kurang dari 5 mm masih belum ditemukan dampak langsung terhadap manusia.
LIPI sendiri rencananya akan melakukan penelitian kandungan mikroplastik yang mencemari lautan Indonesia sehingga dapat dicarikan alternatif penanganannya, menurut Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pusat Penelitian Laut Dalam LIPI Nugroho Dwi Hananto.
Penelitian itu rencananya akan dijalankan dengan riset lainnya yang segera dimulai pada 18-25 Desember 2019 di sejumlah titik yaitu Perairan Jawa, Selat Bali hingga ke Selat Makassar. [Eko Priyanto]
Artikel ini ditulis oleh:
Zaenal Arifin