Jakarta, Aktual.co — Sering kita temui sebagian dari masyarakat kita, baik di perjalanan maupun di dalam ruangan, mendengarkan musik melalui alat pendengar (yang sering disebut headset). Terkadang saat berkendara headset sering dipakai oleh pengendara dalam berkendara. Dan, Anda mungkin belum tahu dampak negatif dari headset tersebut pada telinga kita.
Dr. Rusdian Utama Roeslani, SpTHT-KL, dokter spesialis THT dari RS Gandaria menjelaskan, tentang efek negatif dari memakai headset dalam jangka waktu yang panjang. “Efek samping dibagi menjadi dua yaitu jangka pendek maupun jangka panjang,” kata ia kepada Aktual, Sabtu (06/12).
Jangka pendek yang terjadi yaitu, menyebabkan gangguan pendengaran sesaat setelah terpapar suara nada tinggi. Kemudian, dalam jangka panjang akan timbul tuli saraf permanen terutama pada frekuensi 4000 Hz. Efek tersebut mampu menyebabkan kerusakan pada struktur sel rambut Anda.
Pemakaian headset harus disesuaikan dengan intensitas bunyi, lamanya jangka waktu dan frekuensi bising. Tingkat bising dengan intensitas 85 desibel (dB), atau lebih dapat mengakibatkan kerusakan pada reseptor pendengaran di ruang telinga dalam.
“Yang sering mengalami kerusakan adalah alat corti untuk reseptor bunyi yg berfrekuensi 3000 Hz sampai 6000 Hz. Dan, yang terberat kerusakan untuk reseptor bunyi frekuensi 4000 Hz,” kata ia.
Jenis ketuliannya, seperti, tuli saraf (sensorineural). “Jadi bila seseorang memakai headset dengan frekuensi nadanya tinggi melebihi 85 db dan terpapar untuk waktu lama sampai 5 jam/hari terus menerus akan menyebabkan gangguan pendengaran tuli saraf (sensorineural),” jelasnya.
Maka dari itu, dokter Rusdian menyarankan, untuk mengurangi pemakaian headset dalam jangka waktu yang lama. “Jangan memakai headset terus menerus terutama pada nada tinggi. Istirahatkan telinga bila menggunakan headset setelah 30 menit – 1 jam. Gunakan frekuensi di bawah 85 dB bila menggunakan headset,” saran ia.
Artikel ini ditulis oleh:

















