Jakarta, Aktual.com – Keberanian Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terkait penangguhan dan tidak memperpanjang izin ekspor PT Freeport dua hari lalu mendapat apresiasi dari berbagai kalangan. Namun setelah dua hari tersebut, sangat disayangkan Dirjen Minerba kembali memberikan izin perpanjangan izin ekspor Freeport enam (6) bulan ke depan.
Timbul opini di masyarakat bahwa kunjungan Perdana Menteri Inggris, David Cameron membuat ‘lunak’ sikap pemerintah soal izin eksport Freeport ini. Selain itu, Menteri ESDM, Sudirman Said selalu mendampingi PM Inggris tersebut selama kunjungan di Indonesia, ada apa? (Baca: Izin Ekspor Freeport Diperpanjang, Sudirman Said: Positif Dong!)
Menjawab hal itu, pengamat Politik UIN Jakarta, Pangwi Syarwi Chaniago menjelaskan, kunjungan David cameron ini bisa kita lihat, pertama bagaimana kepentingan Amerika Serikat dan sekutunya, melindungi asetnya di Indonesia.
“Kunjungan David Cameron dengan diplomasinya, akan mempengaruhi elit di Indonesia, untuk melindungi aset mereka itu aman dan memastikan freeport itu dijaga,” ungkapnya saat dihubungi Aktual.com, Rabu (28/7).
Sementara itu, soal Menteri ESDM, Sudirman Said yang selalu mendampingi PM David Cameron saat melakukan kunjungan ke Indoensia, menunjukkan kalau Sudirman Said adalah bagian dari Amerika Serikat dan sekutunya terkait ‘lunaknya’ sikap memberikan izin kembali eksport Freeport. (Baca: Baru Dua Hari Ditangguhkan, Izin Ekspor Freeport Kembali Diperpanjang)
“Ya, Sudirman Said telah menunjukan bahwa bagian dari barat dan di bawah kendali mereka,” tegasnya.
Seperti diketahui, Perdana Menteri Inggris David Cameron berdialog dengan Direktur Wahid Institute Yenny Wahid, Ketua PP Muhammadiyah Din Syamsudin , Menteri ESDM Sudirman Said (kanan) serta Ketua Pengurus Masjid Agung Sunda Kelapa Aksa Mahmud saat pertemuan dengan tokoh serta cendekiawan muslim, di Masjid Agung Sunda Kelapa, Jakarta, Selasa (28/7). (Baca: Pertemuan Tokoh dan Cendikiawan Muslim dengan PM Inggris).
PM Inggris David Cameron berdialog dengan tokoh serta cendekiawan muslim untuk membicarakan kerukunan antar umat beragama serta upaya melawan ekstrimis yang sering menjadi pemicu konflik.
Artikel ini ditulis oleh: