Jakarta, Aktual.com — Dana yang dibutuhkan untuk merehabilitasi jaringan irigasi sekitar tiga juta hektare seperti tertuang dalam program unggulan Nawacita yang merupakan konsep yang dibuat oleh Presiden Joko Widodo, sekitar Rp80 triliun.
“Untuk mendukung program nawacita ini dibutuhkan dana pembangunan rehabilitasi untuk lima tahun ke depan kurang lebih Rp80 triliun atau kira-kira Rp16 triliun per tahun,” kata Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Mudjiadi dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Sabtu (4/7).
Mudjiadi menginginkan berbagai pihak terkait seperti Kepala Balai Wilayah Sungai, Dinas Pekerjaan Umum, dan Dinas Pengairan di daerah dapat bersinergi dalam menentukan lokasi daerah irigasi.
Selain itu, pihaknya juga ingin agar pada tahun kedua pemerintahan Presiden Jokowi, pelaksanaan konstruksi dapat dimulai agar dampaknya bisa dirasakan sebelum tahun 2019.
Sebagaimana diberitakan, kesuksesan pelaksanaan irigasi di berbagai daerah di Tanah Air tergantung kepada pengawasan yang baik terhadap kelancaran penggunaan jaringan pengairan serta adanya dukungan dari teknologi informasi yang maju dan termutakhir.
“Bila kita berbicara irigasi secara keseluruhan maka kita memerlukan kesuksesan dari kegiatan monitoring, yang sangat memerlukan penggunaan teknologi informasi,” kata Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Mudjiadi.
Untuk itu, ujar dia, perlu dilakukan penyempurnaan sistem irigasi yang telah diperhitungkan secara matang terlebih dahulu sebelum mengusulkan pembangunan jaringan irigasi baru.
Hal tersebut, lanjutnya, dinilai juga sejalan dengan modernisasi yang dilaksanakan yang bertujuan bagaimana memudahkan sistem operasi.
Ia mengungkapkan, khusus untuk irigasi besar yang memiliki luas minimal di atas 10.000 hektare, perlu adanya “operation room”.
Sedangkan hasil yang diharapkan dari keseluruhan proses manajemen air dan modernisasi irigasi adalah didapatkannya kepastian waktu, peningkatan kualitas hasil konstruksi, serta pengerjaan yang lebih sederhana dan simpel.
“Harus diingat bahwa selama ini salah satu kelemahan kita adalah dalam hal ‘quality control’ (pengawasan kualitas),” jelas Direktur Jenderal Sumber Daya Air.
Mudjiadi mengingatkan bahwa dalam jangka waktu lima tahun ke depan, pihaknya harus dapat meningkatkan sekitar 350.000 hektare lahan irigasi.
Namun, jelas dia, sebenarnya target ini lebih rendah dari target Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) yang menargetkan peningkatkan 9 persen, atau setara dengan perhitungan peningkatkan seluas 650.000 ha.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka