Jakarta, Aktual.com – Dana repatriasi dari program pengampunan pajak (tax amnesty) yang sudah mencapai Rp143 triliun lebih belum juga mengalir ke instrumen investasi ke pasar modal. Padahal selama ini, pasar modal menargetkan bisa banyak menampung dana ini.

Dana-dana tersebut belum juga mengalir ke saham dan reksa dana pennyertaan terbatas (RDPT). Namun demikian, bukan berarti pasar modal dianggap tak menarik.

“Kalau instrumen investasi di pasar modal dianggap kurang menarik, justru pertumbuhannya positif. Sepanjang 2016 ini sudah di atas 15 persen untuk IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan),” jelas analis PT Asjaya Indosurya Securities, William Suryawijaya, di Jakarta, Selasa (18/10).

Dengan kondisi itu tak bisa disebut kalau pasar modal itu tak menarik, sehingga belum didekati dana-dana repatriasi. Hal ini memang terlihat dari belum adanya Rekening Dana Nasabah (RDN) khusus untuk dana repatriasi.

“Saya sih melihatnya bukan tidak menarik. Kalau dana repatriasi itu, saya kira, sesuai yang pemerintah inginkan yaitu mengalir ke sektor riil,” jelasnya.

Bahkan gateway tax amnesty yang paling banyak menampung dana-dana repatriasi adalah sektor perbankan. Dengan produk-produknya seperti deposito atau juga Surat Utang Negara (SUN).

“Mungkin pertimbangannya mereka itu lebih nyaman masuk ke bank. Makanya bank mendapat angka (repatriasi) yang lebih besar, dibandingkan dengan yang ke sekuritas atau pun aset manajemen,” tegas William.

Produk bank, dianggapnya, masih lebih lengkap dibanding gateway tax amnesty lainnya.

“Sehingga itu juga yang menyebabkan tak semenarik di bank. Apalagi ada perlu prosedural yang rumit, ada laporan tiap enam bulan, dan di-lock tiga tahun. Meskipun sama juga di bank begitu, tapi pendapatan di bank tetap, dan juga tingkat risikonya,” tutur dia.

Apalagi, pemerintah lebih mengarahkan investasi ke SUN. “Seperti institusi-institusi juga lebih diarahkan ke SUN kan, dibanding ke equity. Itu yg mendorong SUN lebih meningkat,” jelasnya.

Sementara terkait laju IHSG hari ini, kata dia, pergerakan IHSG masih betah berada dalam fase konsolidasi. Tingkat konsolidasi masih dapat dikatakan wajar di tengah capital outflow yang masih terus berlangsung.

Ditambah beberapa rilis data perekonomian domestik terkait neraca perdagangan juga memberikan sentimen positif pada pergerakan IHSG.

“Support di level 5.336 masih akan terus diuji. Sedangkan untuk resistennya berada di level 5.488,” pungkas William.

 

*Bustomi

Artikel ini ditulis oleh: