Jakarta, Aktual.com – Pengamat ekonomi asal Universitas Indonesia (UI), Lana Soelistianingsih menyebut, laju pertumbuhan ekonomi di Kuartal IV 2016 ini diragukan akan menembus angka 5% seperti dua kuartal sebelumnya.
Memang di Kuartal II-2016 capai 5,18% dan di Kuartal III-2016 menurun menjadi 5,02%. Kemungkinan di Kuartal IV-2016 ini akan lebih rendah lagi. Padahal, biasanya di kuartal pertumbuhan ekonomi bisa digenjot. Salah satunya disokong oleh belanja pemerintah yang dikebut di akhir tahun.
“Sisa dua bulan ini, belanja pemerintah tak mungkin digenjot secara jor-joran. Sekarang ada dana yang belum terserap mencapai Rp700 triliun. Bisa tidak diserap Rp700 triliun dalam dua bulan?” tandas Lana di Jakarta, Rabu (9/10).
Menurut dia, di tahun ini biasanya pemerintahan hanya menghabiskan Rp100 triliun dalam sebulan. Atau kalau pun mau digenjot bisa sampai Rp150 triliun sebulan.
“Tapi kalau sampai Rp300 triliun dibelanjakan atau sampai full sih saya rasa enggak mungkin,” cetusnya.
Jadi, setelah laju belanja pemerintah di tiga bulan lalu sempat negatif, di tiga bulan ujung 2016 ini mungkin ada perbaikan, tapi tak akan terlalu banyak.
“Karena memang pemangkasan Rp137 triliun itu lumayan besar. Apalagi memang dampak dengan tidak adanya rapat-rapat di daerah, juga mengganggu laju ekonomi daerah. Sehinga bisnis sektor perhotelan atau kuliner menurun,” papar dia.
Untuk itu, kata dia, sektor yang dapat menggenjot pertumbuhan ekonomi hanya mengandalkan konsumsi rumah tangga.
“Tapi tetap (pertumbuhan) di kuartal IV ada penurunan. Karena pertumbuhan yang paling tinggi di kuartal yang ada bulan puasa dan lebaran. Tapi kuartal lainnya semua terus turun. Sehingga akan ada perbaikan di kuartal I dan II di tahun depan,” beber dia.
Bahkan menurutnya, prediksi belanja dengan ada Pilkada atau pun Natal dan tahun baru belum bisa menyokong laju pertumbuhan lebih tinggi.
“Saya kira sekarang sulit ya. Belanja pilpres kemarin juga enggak terlalu banyak karena sekarang calon sudah paham kalau mereka enggak menang, tapi sudah keluar banyak,” ujar dia.
Selain itu, kata dia, sektor ekspor juga tak dapat genjot pertumbuhan. Karena kalau di Kuartal IV ini mungkin responsnya baru di penyesuaian harga. Sehingga di Kuartal I-II 2017 nanti bisa ada penyesuaian di volume.
“Sehingga di Kurtal IV itu capai 5% itu saja sudah syukur alhamdulillah. Dan secara full year, mudah-mudahan lebih baik dari 2015 yang 4,7%. Sampai akhir tahun dapat 4,95%. Sudah mendingan,” pungkasnya.
Laporan: Busthomi
Artikel ini ditulis oleh:
Nebby