Petugas menata tumpukan uang di Cash Center Bank Mandiri, Jakarta, Jumat (29/7). Bank Indonesia mencatat dana asing yang masuk ke dalam negeri atau "capital inflow" hingga 25 Juli 2016 telah mencapai Rp128 triliun sebagai respons atas pemberlakuan program Pengampunan Pajak (Tax Amnesty). ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/kye/16.

Jakarta, Aktual.com – Rona muka Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati terus berseri kala Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyambangi kantor Direktorat Jenderal Pajak untuk mengecek pencapaian program tax amnesty di hari terakhir periode pertama.

Kegembiraan Sri Mulyani disebabkan oleh raihan dana tax amnesty, hingga pukul 18.00, dana yang dideklarasikan mencapai Rp3.516,5 triliun.

Dengan deklarasi dalam negeri sebesar Rp2.444 triliun, deklarasi luar negeri sebanyak Rp937,1 triliun, dan dana repatriasi cuma sebesar Rp135,4 triliun.

“Angka tebusannya kan mencapai Rp97,1 triliun. Tapi tax amnesty tetap bagian dari keseluruhan penerimaan pajak tahun ini. fokus kita untuk Rp1.320 triliun (target penerimaan pajak di APBNP 2016),” kata Sri Mulyani, di Gedung DJP, Jumat (30/9).

Menurutnya, dengan pencapaian tax amnesty yang meningkat tajam, maka pemerintah semakin yakin bisa capai target penerimaan pajak hingga akhir tahun.

“Kita masih punya Oktober, November dan Desember. Jadi dengan tiga bulan lagi, Insya Allah bisa mencapai target Rp1.320 triliun,” jelas Menkeu.

Sejauh ini, kata dia, dengan dana tax amnesty yang bisa terkumpul hingga Rp3.500 triliun dan mungkin juga bisa menjadi Rp4.000, maka ke depannya akan menjadi basis data yang luar biasa.

Dia menambahkan, dengan angka deklarasi yang besar itu telah menguak aktifitas ekonomi dan nilai-nilai aset yang selama tidak diketahui. Dan itu adalah potensi yang sangat besar ke depannya.

“Jadi artinya, underground economy (ekonomi bawah tanah) selama ini membesar dan tidak terjaring, dan sekarang sudah dideklarasikan,” tegasnya.

 

*Bustomi

Artikel ini ditulis oleh: