Jakarta, Aktual.co —PT Pertamina (Persero) telah menunjuk salah satu anggota Tim Reformasi Tata Kelola Migas Daniel Purba sebagai Vice Presiden Integrated Supply Chain (ISC) menggantikan Tafkir Husni. Pengangkatan Daniel sendiri dilakukan pada siang hari tadi (30/12).

Direktur Pemasaran dan Trading Pertamina Achmad Bambang membenarkan hal tersebut. Sayangnya, Bambang enggan berkomentar lebih lanjut dimana pelantikan dan oleh siapa. “Benar… tadi sore,” kata Bambang saat dihubungi Aktual.co, Jakarta, Selasa (30/12).

Namun, Ketua RTKM Faisal Basri mengatakan Pertamina telah menunjuk Daniel Purba sebagai Vice Presiden ISC Daniel Purba merupakan. “Sebelum rekomendasi ini diumumkan, Pertamina telah menunjuk pak Daniel di ISC,” kata Faisal sore tadi di Jakarta, Selasa (30/12)  seperti dilansir beritasatu.com.

Menurut dia, pengalihan tender ke ISC Pertamina membuat pelaksanaannya tunduk pada hukum Indonesia, sehingga BPK atau KPK bisa menjalankan fungsinya secara optimal. ISC merupakan salah satu bagian Pertamina. Kedudukannya langsung berada di bawah dirut Pertamina. Kepala ISC adalah pejabat setingkat “senior vice president” (SVP).

Sementara itu, Daniel Purba mengatakan, ISC menargetkan sudah melakukan tender baik BBM maupun minyak mentah pada Januari 2015. “Saat ini, kami sedang membenahi prosedurnya. Mudah-mudahan, kurang dari satu bulan ini, kami sudah bisa tender,” katanya.

Salah satu prosedur yang akan dibenahi adalah merevisi Keputusan Menteri BUMN pada 2012 yang mewajibkan pemasok minyak dan BBM berasal dari NOC.  Ia mengatakan, ke depan, peserta tender tidak harus NOC, tapi bisa pedagang (trader) yang kredibel.

Menurut dia, pembatasan hanya NOC yang boleh ikut tender membuat rantai bisnis menjadi lebih panjang, karena dalam praktiknya memakai “fronting”. “Dengan membuka kesempatan yang sama, maka bisa memotong rantai transaksi,” katanya.

Menurut Daniel, pihaknya akan memperbanyak kontrak berjangka panjang antara 6-12 bulan. Untuk kontrak Petral yang sudah ditandatangani selama enam bulan ke depan, lanjutnya, tetap dihormati dan berjalan. Selama ini, Petral melakukan impor BBM sebanyak 8-10 juta barel per bulan dan minyak mentah 10 juta barel/bulan untuk Pertamina.

Daniel juga mengatakan, pengalihan fungsi Petral ke ISC tersebut mengembalikan peran institusi tersebut saat awal pembentukannya. Saat itu, ISC yang sempat dikepalai Sudirman Said –kini menjadi Menteri ESDM–, menjalankan fungsi pengadaan minyak dan BBM untuk memenuhi kebutuhan Pertamina.

Menurut beberapa pemberitaan, Daniel Purba diduga adalah bagian dari mafia migas. Waktu Daniel jadi VP Petral dibawah Ari Soemarno sewaktu menjabat Direktur di Petral dan Dirut Pertamina, semua solar impor dibeli dari Hin Leong. Korelasi Hin Leong dengan Petral yang saat itu di bawah pimpinan Ari Soemarno adalah melalui Daniel Purba yang merupakan kolega Hin Leong.

Oleh karena itu, menurut Direktur Eksekutif Komisi Kebijakan Publik Rusmin Effendy,  seharusnya anggota Tim Reformasi Tata Kelola Migas sebelum ditunjuk harus mampu dibuktikan kalau mereka bersih. “Sebelum ditunjuk sebagai anggota reformasi migas, sebaiknya Daniel diaudit kekayaannya dulu, baik oleh PPATK ataupun KPK. Buktikan dia bersih terlebih dahulu sebelum membersihkan sektor migas,” ujarnya kepada wartawan beberapa waktu lalu.

Artikel ini ditulis oleh: