Jakarta, Aktual.co — Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Dwi Soetjipto mengatakan, alasan pihaknya memilih mengangkat Daniel Purba sebagai Senior Vice President, Integrated Supply Chain (ISC) adalah berdasar penilaian bahwa Daniel merupakan sosok yang memiliki integritas dan berpengalaman.
“Kami melihat Pak Daniel Purba sebelumnya telah punya pengalaman dalam lingkungan evaluasi-evaluasi dan tentu kita menganggap bahwa dia memiliki integritas yang tinggi untuk bisa menjalankan tugas pengelolaan pengadaan barang-barang impor maupun melaksanakan ekspor terhadap produk-produk kita yang harus diekspor,” kata Dwi saat ditemui usai rapat kerja bersama Komisi VII DPR RI di gedung DPR RI Senayan, Jakarta, Selasa (20/1).
Ia menjelaskan bahwa tugas ISC sendiri merupakan tugas yang selalu menyangkut transaksi besar. Maka dari itu Dwi menganggap Daniel yang telah berpengalaman bisa menjalaninya.
“Karena itu menyangkut transaksi yang besar. Karena tentu kita butuh orang-orang yang memiliki integritas tinggi dalam hal itu,” ujarnya.
Mantan Dirut Semen Indonesia itu pun menanggapi santai saat dimintai komentar terkait latar belakang Daniel Purba yang dinilai banyak kalangan memiliki hubungan dekat dengan mafia migas.
“Nah tentu kita berharap bahwa pak Daniel bisa mengelola dan menjalankan tugas dengan baik,” katanya singkat.
Sebelumnya, Pengamat Ekonomi Energi dari Indonesia for Global Justice (IGJ) Salamuddin Daeng membenarkan bahwa Daniel Purba merupakan sekutu Arie Soemarno yang terlibat dengan bisnis minyak impor.
“Jadi peralihan fungsi Petral ke ISC dan pengangkatan Daniel Purba hanyalah pergantian aktor yang akan meraup untung atas bisnis migas Indonesia, tidak ada kaitannya dengan ketahanan energi dan keselamatan rakyat,” ujarnya kepada Aktual.co.
Sementara itu, Pengamat Migas Watch Tri Widodo juga menilai Daniel bukanlah orang yang tepat mengisi posisi sebagai SVP di ISC.
“Daniel tidak punya kompeten, saya yakin dia tidak bisa apa-apa. Apalagi dia juga kan termasuk anggota tim RTKM, di mana rekomendasi timnya sangat tidak tepat dan menunjukan ketidakpahaman terhadap bisnis migas,” ujarnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka















