Semarang, Aktual.co — Lonjakan permintaan permintaan penumpang selama libur panjang, membuat tiket kereta api kelas ekonomi bersubsidi jurusan Jakarta-Semarang ludes terjual. 
Humas Daop IV Suprapto mengatakan bahwa tiket arah sebaliknya juga ludes terjual mulai per tanggal 30 April 2015. Beberapa KA jarak jauh antara lain KA Brantas (Jakarta-Kediri PP), KA Matarmaja (Jakarta-Malang PP), KA Ketajaya (Jakarta- Surabaya PP.
“Begitu pun sebaliknya dari arah Jawa Timur ke Jakarta sudah habis terjual mulai har ini. Untuk tanggal 3 Mei 2015, tiket kereta api dari arah Semarang-Jakarta sebanyak 15 perjalanan KA pun sudah habis terjual,” ujarnya, Kamis (30/4).
Ia memastikan hari ini dan esok hari tanggal 1 Mei 2015 akan ada lonjakan penumpang dari arah Jakarta. Kedatangan para penumpang dari 15 perjalanan dari Jakarta menuju Jawa Tengah dan Jawa Timur diprediksi okupansinya telah di atas 95 persen.
Saat ditanya mengenai antisipasi lonjakan penumpang, pihaknya telah memaksimalkan stand formasi rangkaian yang ada. Seperti KA Argo Sindoro dan KA Argo Muria (Semarang – Jakarta) ditambah 1 gerbong kereta eksekutif. Dengan begitu, masing-masing jumlah rangkaian yang beroperasi menjadi 8 gerbong kereta eksekutif.
“Hari biasanya paling 7 gerbong kereta kelas eksekutif. Sedangkan KA menoreh (Semarang-Jakarta) akan ada penambahan 1 gerbong kereta ekonomi plus dari 8 gerbong kereta menjadi 9 gerbong kereta ekonomi plus,” beber dia.
Sedangkan KA lokal, kata dia, seperti Kaligung Mas (Semarang – Tegal) jumlah rangkaiannya 7 gerbong ekonomi disetiap rangkaiannya. Selanjutnya, KA Kamandaka (Semarang – Purwokerto) jumlah gerbong kereta disetiap rangkaiannya berjumlah 6 gerbong kereta ekonomi.
“Untuk KA Kamandaka dan Kaligung Mas, tipe penumpangnya adalah para penumpang yang melakukan pembelian tiket langsung atau go show. Jadi okupansinya rata-rata saat ini masih berkisar antara 45 s/d 50 persen. Tapi diprediksi utk mendekati jam pemberangkatannya akan penuh juga alias okupansinya 100 persen,” pungkas dia.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid