Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian (kiri) memberi keterangan persnya di gedung MUI, Jakarta, Senin (28/11/2016). Kapolri dan GNPF MUI bersepakat untuk melakukan aksi gelar sajadah pada 2 Desember di lapangan silang Monas. AKTUAL/Munzir

Jakarta, Aktual.com – Terungkapnya bom di Bekasi, Jawa Barat yang rencananya akan melakukan aksi bom bunuh diri di Istana Negara ternyata telah mendapat pasokan dana dari pimpinan jaringan teroris Syuriah, Bhrun Naim.

Transfer dana ini langsung dari Syuriah dari diterima oleh pimpinan terduga teroris di Indonesia, Solikhin. Bahkan rencana pengeboman itu sudah cukup matang dengan menjadikan istri kedua Solikhin sebagai ‘calon pengantin’.

“Dana pembuatan bom itu, ternyata sudah diberikan langsung oleh Bahrun Naim melalui transfer bank,” kata Kepala Polri, Jenderal Tito Karnavian usai menghadiri acara Milad ke-26 Ponpes Daarut Tauhid di Lapangan Gasibu, Kota Bandung, Senin (12/12).

Menurut Kapolri, pimpinan aksi bom bunuh diri itu bernama Solikhin yang telah menyiapkan rakitan bom dari hasil belajar melalui media online. Dan aksinya tersebut telah mendapat sokongan dana dari Bahrun Naim itu.

Sementara, calon pengantin yang sejatinya akan meledakkan diri di pos penjagaan istana merupakan istri kedua dari Solikhin. Beruntung rencana aksi ini dapat digagalkan sebelum dilakukan.

“Jadi, kelompok ini merupakan bagian kecil yang dibentuk dan dikoordinir oleh Bahrun Naim dari Suriah itu. Modusnya dia membuat sel-sel kecil,” terang Kapolri.

Lebih lajut Tito menegskan, kelompok teroris Solikhin ini dipersiapkan untuk menggerakkan aksi terorisme di Indonesia. Dengan satu kelompok kecil yang terdiri dari enam orang untuk melakukan aksi pengeboman itu.(Busthomi)

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid