Jakarta, Aktual.com – Koordinator Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI) Petrus Selestinus mengungkapkan sejumlah alasan mengapa Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko, layak menjadi cawapres mendampingi Joko Widodo (Jokowi) di Pilpres 2019. Salah satunya, soal latar belakang militer mantan Panglima TNI itu.
“Pertama, Moeldoko kan pernah menjadi Panglima TNI, sudah mencapai titik puncak di militer. Menduduki jabatan tersebut menunjukkan representasi profesionalnya dia,” kata Petrus kepada wartawan, Rabu (8/8).
“Selama ini dalam karir militernya pun tidak ada perilakunya yang menimbulkan kegaduhan. Lalu mungkin pertimbangan lain dari aspek menguasai teritorial, pengetahuan dia tentang kondisi NKRI secara keseluruhan melihat Dari kacamata panglima TNI,” sambungnya.
Kemampuan peraih Adhi Makayasa 1981 ini, lanjut Petrus, menjadi modal kuat mendampingi Jokowi, terutama dalam membuat kebijakan, strategi dan upaya kesiapsiagaan mengantisipasi ancaman dari dalam dan luar negeri.
“Jadi saya lihat itu semua dibutuhkan untuk Indonesia ke depan, khususnya masalah keamanan, Jokowi harus didampingi oleh seorang wakil yang kuat, harus menguasai kondisi menguasai keadaan,” paparnya.
“Jokowi membutuhkan seorang wakil yang punya loyalitas terhadap NKRI, dan itu ada dalam diri Moeldoko. Tidak boleh loyalitasnya abu-abu apalagi kecenderungan loyalitas ganda, apalagi ada ideologi lain,” jelas Petrus.
Alasan kedua, lanjut Petrus, dengan menjabat Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), menunjukkan Moeldoko adalah sosok yang peduli pada petani dan memahami sektor pertanian, sehingga jika menjadi pemimpin, ia bersama Jokowi bisa membuat Indonesia berjaya sebagai negara agraris.
“Itu salah satu referensi. dia seorang mantan Panglima TNI tetapi dia juga menunjukkan kedekatan dengan masyarakat bawah seperti petani. Dia juga punya pengetahuan yang cukup tentang bagaimana meningkatkan taraf hidup petani,” ucap dia.
Lebih jauh Petrus menyebut, kelebihan lain dari Moeldoko adalah punya kedekatan dengan Jokowi karena saat ini dipercaya menjadi KSP yang merupakan jabatan strategis di lingkungan Istana.
“Karena KSP itu kan butuh orang yang betul-betul di percaya. Tidak boleh orang yang hari ini omong lain, besok omong lain. Sehingga, ketika Moeldoko dipercaya untuk memegangnya jabatan tersebut, maka itu menunjukkan ada chemistry antara Jokowi dan Moeldoko,” tutup Petrus.
Artikel ini ditulis oleh:
Teuku Wildan