Jakarta, Aktual.com — PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) optimis mampu meraih laba bersih pada tahun 2015 sebesar Rp12 miliar, meningkat tajam dari rugi tahun 2014 sekitar Rp300 miliar.
“Kinerja keuangan RNI melonjak signifikan, saat ini sudah ‘biru’. Sampai dengan Agustus 2015 lama bersih sudah mencapai Rp6 miliar, diperkirakan sampai dengan akhir tahun 2015 menembus Rp12 miliar,” kata Direktur Utama RNI B Didik Prasetyo, di Cirebon, Jumat (16/10).
Menurut Didik, secara konsolidasi selama 2015 terjadi peningkatan kinerja keuangan di sebagian besar lini bisnis perusahaan.
“Sesungguhnya dalam Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) 2015 rugi bersih diproyeksikan rugi sebesar Rp74 miliar. Namun sekarang kondisinya sudah berbalik menjadi positif,” tegas Didik.
Ia menjelaskan, RNI memiliki sebanyak 12 anak usaha yang bergerak di bidang argo industri, farmasi dan alat kesehatan, distribusi dan jasa perdagangan.
Pada argo industri, kerugian pada PT Pabrik Gula Rajawali II turun menjadi sekitar Rp100 miliar pada Agustus 2015, dari tahun 2014 rugi sebesar Rp298 miliar. Sementara pada PT Pabrik Gula Rajawali I naik dari laba Rp30 miliar tahun 2014, menjadi laba Rp150 miliar sampai dengan Agustus 2015.
Demikian juga pada agro industri lainnya, seperti kelapa sawit dan perkebunan teh juga mengalami kenaikan laba meskipun relatif sangat kecil karena harga komoditi sawit yang saat ini sedang terpuruk di pasar dunia.
Pada produk farmasi, PT Phapros mencatat kenaikan laba dari Rp60 miliar menjadi sekitar Rp70 miliar.
Secara keseluruhan tambah Didik, peningkatan kinerja RNI dari rugi menjadi laba dipicu lonjakan produksi gula dari 314.000 ton pada 2014, melonjak sekitar 40.000 ton menjadi 358.000 ton pada tahun 2015.
“Rendemen gula bervariasi antara Pabrik Gula di Jawa Barat dan Jawa Timur. Namun secara rata-rata di atas 7,8 persen,” ujarnya.
Selama tahun 2015, RNI menganggarkan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp900 miliar.
Namun dalam rangka program efisiensi, pemegang saham memutuskan merevisi capex menjadi hanya sekitar Rp250 miliar.
“Adapun yang sudah terserap hingga Agustus 2015 mencapai sekitar Rp153 miliar,” ujarnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka