Menko Perekonomian Darmin Nasution (kedua kanan) didampingi Mentan Amran Sulaiman (kanan), Mendag Thomas Lembong (kiri) serta Seskab Pramono Anung (kedua kiri) memaparkan Paket kebijakan Ekonomi IX di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Rabu (27/1). Pemerintah mengeluarkan kebijakan ekonomi antara lain percepatan pemenuhan kebutuhan tenaga listrik untuk rakyat, menjaga pasokan ternak dan produk hewan, serta deregulasi sektor logistik untuk meningkatkan efisiensi dan daya saing produk dalam negeri. ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma/ama/16

Jakarta, Aktual.com — Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan sektor investasi dan belanja pemerintah telah membantu kinerja pertumbuhan ekonomi pada triwulan IV-2015 yang tercatat 5,04 persen (yoy).

“Pertumbuhan itu bisa dicapai adalah terutama karena pertumbuhan investasi dan anggaran belanja pemerintah,” kata Darmin saat ditemui di Jakarta, Jumat (5/2).

Darmin mengatakan dua sektor ini bisa membantu peningkatan pertumbuhan ekonomi mulai awal tahun 2016, apalagi sektor pertanian yang tumbuh pada triwulan IV-2015 bisa ikut memberikan kontribusi karena mulai panen pada akhir triwulan I-2016.

“Investasi harus tetap berjalan dan didorong lebih jauh. Anggaran juga dipercepat realisasinya. Belanja Kementerian PU yang tadinya di kuartal dua dan tiga, sekarang sejak kuartal satu harus sudah mulai, begitupula kementerian yang lain,” tuturnya.

Terkait konsumsi rumah tangga yang hanya tumbuh 4,92 persen pada triwulan IV-2015 atau dibawah angka realisasi pada triwulan sebelumnya, Darmin mengatakan hal itu disebabkan karena penghasilan masyarakat diluar Jawa belum pulih sepenuhnya.

“Kalau dibawah lima persen, berarti memang di Sumatera dan Kalimantan, penerimaan rumah tangganya belum pulih. Orang tidak bisa mempertahankan belanja ketika ‘income’-nya turun, terutama mereka yang menghasilkan produk perkebunan,” imbuhnya.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi pada triwulan IV-2015 sebesar 5,04 persen, sehingga secara keseluruhan sepanjang tahun, perekonomian Indonesia pada 2015 tumbuh 4,79 persen.

Berdasarkan kelompok pengeluaran, konsumsi lembaga nonprofit yang melayani rumah tangga tercatat tumbuh tinggi pada triwulan IV-2015, yaitu 8,32 persen, diikuti konsumsi pemerintah 7,31 persen dan pembentukan modal tetap bruto atau investasi 6,9 persen.

Kemudian, konsumsi rumah tangga tumbuh 4,92 persen, namun sektor ekspor barang dan jasa justru tumbuh minus pada triwulan IV-2015 yaitu negatif 6,44 persen, diikuti sektor impor yang juga tumbuh negatif 8,05 persen.

Sementara itu, Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengharapkan momentum pertumbuhan ekonomi yang meningkat pada akhir 2015, bisa berlangsung terus hingga sepanjang tahun 2016, sehingga ekonomi bisa tumbuh diatas lima persen.

“Keyakinan kami pertumbuhan ekonomi ‘bottom’-nya itu di Q2, artinya Q3 dan Q4 sudah membaik. Kami berharap 2016 ini polanya mengarah pada perkiraan kami yang 5,3 persen,” tambahnya.

Bambang pun menyakini konsumsi rumah tangga yang turun di triwulan IV-2015 bisa kembali meningkat di triwulan I-2016, sebagai dampak dari membaiknya kinerja sektor investasi dan optimalisasi penyerapan belanja pemerintah.

“Konsumsi akan naik lagi di Q1 sebagai dampak dari meningkatnya belanja pemerintah dan investasi pada Q4 kemarin. Kami sudah menjalankan tugas dari sisi kami, investasi dan konsumsi pemerintah naik, tinggal dampaknya kepada sektor riil,” katanya.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
Arbie Marwan