Menko Perekonomian Darmin Nasution (kiri) berdiskusi dengan Menteri ESDM Sudirman Said (kanan) saat mengumumkan paket Kebijakan Ekonomi Tahap III di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Rabu (7/10). Kebijakan Ekonomi tahap III antara lain pemberdayaan lembaga pembiayaan ekspor Indonesia, skema asuransi pertanian, pemangkasan izin lahan dengan Hak Guna Usaha, potongan tarif listrik untuk usaha, serta penurunan harga BBM. ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma/foc/15.

Jakarta, Aktual.com — Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian, Darmin Nasution mengatakan bahwa dikeluarkannya paket-paket kebijakan ekonomi adalah bentuk persiapan pemerintah dalam upaya perbaikan ekonomi di tengah melemahnya nilai tukar dolar AS.

Menurutnya, penguatan rupiah beberapa hari terakhir ini terdorong oleh sentimen positif pelemahan dolar secara umum yang diakibatkan buruknya data perekonomian AS.

“Kalau dia melemah banyak mata uang lain menguat tinggal siapa yang lebih besar menguatnya,” kata Darmin di kantornya, Jakarta, Kamis (15/10).

Ia menjelaskan, dalam momentum melemahnya dolar AS, mata uang negara lain yang menguat lebih besar adalah negara yang mempersiapkan diri untuk memperbaiki perekonomiannya. Hal ini termasuk Indonesia yang sudah mengeluarkan paket kebijakan ekonomi.

“Kalau Anda mempersiapkan diri bisa menguat lebih tinggi. Kalau Anda enggak mempersiapkan diri menguat tapi enggak banyak,” ungkap dia.

Darmin pun mengklaim bahwa pasca dikeluarkannya sejumlah paket kebijakan, perubahan persepsi pasar pun saat ini sedang berjalan meski belum terlalu signifikan.

“Sedang berjalan perubahan itu. Artinya ini belum secara sepenuhnya selesai, dan kita tetap menjalankan perbaikan dan melaksanakannya. Dan apa yang sebulan lalu baru keputusan, hari ini pasar merespon,” tutupnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Arbie Marwan