Jakarta, Aktual.com – Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali menyampaikan pujian kepada tim ekonominya, yaitu Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution dan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.
Sikap Presiden ini setelah kedua menteri itu menyampaikan data-data bahwa pada 2045 nanti, Indonesia akan menjadi kekuatan dunia di peringkat keempat. Padahal sebelumnya, Jokowi sendiri sempat geram dengan kinerja kedua menteri ini karena tak sanggup membawa ekonomi Indonesia tumbuh tinggi.
“Saya sudah minta ke Menko dan Menkeu untuk berhitung, hasilnya pada 2045 nanti saat 100 tahun kita merdeka, negara kita akan berada di posisi keempat terbesar di dunia. Ini yang menghitung jago-jago ekonomi,” ujar Jokowi di Jakarta, Senin (27/3).
Disampaikan, posisi keempat itu dilihat dari sisi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2045 nanti. Perhitungannya bukan perhitungan yang asal-asalan, melainkan telah dilakukan secara matang oleh tim ekonomi kabinet kerja yang dibawahinya
Makanya Jokowi tidak meragukan hasil perhitungan tersebut, karena menurutnya yang melakukan perhitungan adalah orang-orang yang mumpuni di bidangnya dan bertaraf internasional.
“Siapa yang meragukan Sri Mulyani? Siapa yang meragukan Darmin Nasution? Ini jago-jago ekonomi kelas internasional,” puji Jokowi.
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Poyuono menilai pujian itu merupakan timbal-balik atas angin surga dari Menko Perekonomian dan Menteri Keuangan sehingga membuat Jokowi terbuai dengan mimpinya.
Hal itu sebenarnya bukan kali pertama, sebab dalam kacamatanya pertumbuhan ekonomi tahun ini Menkeu Sri Mulyani hanya menyuguhkan harapan palsu ke Presiden.
“Sri Mulyani sering memberi mimpi-mimpi indah ke Pak Jokowi. Seperti soal pertumbuhan ekonomi tahun ini. Sri Mulyani yakin tahun ini bisa 5,2 persen dari target 5,1 persen. Kalau prediksi saya masih di bawah 5 persen. Sri Mulyani mimpi kali ya,” ujar Arief kepada Aktual.com.
Menurutnya, situasi ekonomi dunia dan ekonomi nasional serta kebijakan paket ekonomi dari Jokowi masih belum memperlihatkan hasil, sehingga tidak memungkinkan untuk mencapai pertumbuhan di atas 5 persen. Berbagai kebijakan juga belum bisa menarik investor ke Indonesia.
“Kalau mau jujur analisa JP Morgan beberapa waktu lalu yang memberikan penilaian terhadap nilai imbal-balik investasi di Indonesia pada status under weight sudah sangat benar dan mencerminkan kalau investasi di Indonesia tidak akan banyak memberikan keuntungan di tahun 2017,” paparnya.
“Kalau situasinya seperti ini bagaimana ekonomi akan tumbuh diatas 5 persen, apalagi 5,7 persen sampai 6 persen. Itu mimpi-mimpi yang disodorkan ke Jokowi, termasuk soal perkiraan Indonesia jadi kekuatan ekonomi di 2045 nanti,” demikian Arief Poyuono.
(Busthomi)
Artikel ini ditulis oleh: