Makassar, Aktual.com – Dinas Kesehatan Sulawesi Selatan mengakui kesulitan menjangkau warga terpencil untuk melakukan vaksinasi selain rendahnya minat warga disuntik vaksin COVID-19.
Plt Kepala Dinas Kesehatan Sulsel dr Arman Bausat di Makassar, Kamis (4/11) mengatakan saat ini stok vaksin tidak susah, namun yang susah sekarang adalah sasaran, utamanya di daerah terpencil.
“Gampang sekali mendapat sasaran sekarang karena yang kita gapai cuma yang di daerah kota, tapi kalau lihat ke desa-desa sudah sulit,” urai dr Arman.
Ia mengakui bahwa vaksinasi saat ini memang terkendala di daerah pesisir, karena 40 persen vaksinasi lebih banyak digelar di ibu kota kabupaten maupun provinsi.
Maka dari itu, kata dr Arman, Pemprov Sulsel akan melakukan inovasi dalam menggaet minat masyarakat pedesaan, khususnya pesisir dan terpencil untuk ikut disuntik vaksin COVID-19.
“Sekarang, stok vaksin tersedia, vaksinator terpenuhi, sisa bagaimana kita mengajak warga desa di daerah-daerah ikut vaksinasi, utamanya pada kelompok lansia,” ujarnya.
Berdasarkan data KPCPEN pada 3 November 2021, total kelompok lansia yang telah divaksin sebanyak 139.959 orang untuk dosis 1, sedangkan dosis 2 sebanyak 91.946. Dengan demikian vaksinasi lansia baru mencapai 18,56 persen dari 753.919 orang target lansia di Sulsel.
Sementara capaian vaksinasi Sulsel yakni 40,46 persen atau 2.855.441 orang warga Sulsel telah disuntik vaksin dosis 1 dari target sebanyak 7.058.141 orang. Sedangkan yang telah menerima vaksin dosis 2 yakni sebanyak 26,81 persen.
dr Arman Bausat mengakui bahwa capaian vaksinasi lansia masih sangat minim, kecuali pada Kabupaten Tana Toraja yang telah mencapai di atas 40 persen.
“Memang daerah lain masih rendah, nah upaya kita ialah bagaimana melibatkan tokoh masyarakat untuk menggaet para lansia ini ikut divaksin, termasuk mengedukasi keluarganya,” kata dr Arman.
Arman menyampaikan pula bahwa pihaknya akan bersinergi dengan TNI/Polri dalam meningkatkan cakupan, khususnya pada wilayah pinggiran dan terpencil. n.n.n.l.a.9.i.n.l.giran dan terpencil.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara
Dede Eka Nurdiansyah