Jakarta, Aktual.com — CEO Luman Capital Resources, Hary Suwanda sangat yakin ledakan bom Thamrin kemarin tam berdampak serius terhadap laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Apalagi berdasar pengalaman yang sudah sering terjadi, sehabis ledakan, justru kinerja IHSG mengarah tren bullish.

“Orang Indonesia semakin diancam bukannya semakin takut malah semakin bangkit. Hal yang sama juga tampak di kinerja Bursa Efek Indonesia,” ujar dia kepada Aktual.com, Jumat (15/1).

Kondisi ini bertolak belakang dengan kondisi di negara lain. Di sana, ketika ada serangan terorisme, rasa panik yang mencekam langsung berpengaruh ke bursa sahamnya, mengakibatkan bursa langsung crash akibat panik yang ditimbulkan oleh aksi teror. “Tapi tidak di BEI. Ada datanya,” terang dia.

Hary menghimpun data historikal, kinerja Bursa Efek Indonesia pasca serangan terorisme.

Bom Bursa Efek Jakarta, (13 September 2000)
Ledakan mengguncang lantai parker P2, Gedung BEJ, 10 orang tewas, 90 orang lainnya luka-luka, 104 mobil rusak berat, 57 rusak ringan.
Pasca Bom, IHSG sempat tertekan dari 420 menjadi 340.

Bom Bali I, (12 Oktober 2002)
Tiga ledakan mengguncang Bali. 202 korban yang mayoritas warga negara Australia tewas dan 300 orang lainnya luka-luka.
Pasca serangan BOM Bali I, IHSG justru mengalami penguatan yang signifikan, dari level 350 bergerak naik ke level 500.

Bom JW Marriott, (5 Agustus 2003)
Bom ini menghancurkan sebagian Hotel JW Marriott. Sebanyak 11 orang meninggal, dan 152 orang lainnya mengalami luka-luka.
Pasca bom, IHSG melesat dari level 500 bergerak ke level 800, bahkan menembus level 1000 di tahun berikutnya.

Bom Bali II, (1 Oktober 2005)
Sekurang-kurangnya 22 orang tewas dan 102 lainnya luka-luka akibat ledakan yang terjadi di R.AJA’s Bar dan Restaurant, Kuta Square, daerah Pantai Kuta dan di Nyoman Café Jimbaran.
Pasca ledakan, IHSG malah semakin melesat naik dan menembus New High (level tertinggi baru).

Bom di JW Marriot dan Ritz Carlton, Kuningan, (17 Juli 2009)
Ledakan terjadi hamper bersamaan, yakni pukul 07:50 WIB. Hari itu, ketika perdagangan BEI dibuka. Kendati sempat dibuka melemah, namun sama sekali tidak terjadi Market Crash. Keesokan harinya IHSG melanjutkan penguatannya.

Laporan: Busthomi

Artikel ini ditulis oleh:

Arbie Marwan