‘Data Terbaru 2017, Pengguna Internet Meningkat Hingga 132 Juta Jiwa’

Jakarta, Aktual.com –  Direktur Cyber Crime Mabes Polri, Brigjen Pol. Fadli Imran mengatakan bahwa pengguna internet di Indonesia sudah mencapai 65 persen dari jumlah keseluruhan penduduk diseluruh Indonesia. Data terbaru ditahun 2017 menurut Fadli meningkat hingga 132 juta pengguna internet.

“62 persen itu menggunakan media sosial, dan yang paling banyak menggunakan facebook disusul dengan instagram dan youtube. Memang realitasnya mungkin seperti itu,” kata Fadli dalam agenda diskusi publik bertema ‘Melawan Hoax dengan Budaya Literasi dan Bermedia Sosial’ yang digelar di DPP PDIP, Jl Diponegoro, Jakarta Pusat, Jum’at (9/2).

Namun demikian, Fadli berharap dari sekian banyak pengguna sosial media diharapkan tidak menggunakan data atau akun palsu.

“Mudah-mudahan bapak ibu yang ada disini menggunakan akun resmi bukan akun ‘telur’, apa lagi khusus stalker,” harapnya.

Menurutnya, ada tiga aspek yang harus diperhitungkan dalam bersosial media, diantaranya adalah akses serta digital literasi.

“Ini yang sebenarnya jadi concern kami dengan Kominfo bagaimana semua masyarakat bisa mendapatkan akses dan semua akses itu bisa dimanfaatkan secara baik dan benar,” ujarnya.

“Dan yang kedua digital literasi kita. Kita memang perlu, dalam konteks dunia internet memang, ini maju, akses maju, IT literasinya juga harus sejajar, sehingga penggunaannya bisa lebih dimaksimalkan,” tambahnya.

Majunya infrastruktur internet memang menjadi hal yang penting. Namun, kemajuan tersebut juga harus diselaraskan dengan perilaku bijak dari penggunanya sehingga dapat menciptakan rasa aman bagi semua.

Fadli mengungkapkan, majunya akses kecepatan internet di Indonesia justru malah dimanfaatkan bagi para pelaku kejahatan cyber internasional.

“Mengapa mereka melakukan kejahatan cyber di Indonesia, seperti kelompok china telecommunication fraud, salah satunya karena akses,” ungkapnya.

“Luar biasa pembangunan infrastruktur internet kita ini, sehingga pelaku-pelaku diluar negeri itu datang kesini (Indonesia) untuk melakukan kejahatan,” sambungnya.

Menurutnya, para pelaku kejahatan cyber internasional menilai Indonesia memiliki kelebihan dalam hal kecepatan akses internet yang tidak dimiliki oleh negara lain.

“Saya tanya kenapa ngga dinegara lain?, dinegara lain infrastrukturnya tidak sehebat Indonesia. Kalau dulu kan men-downloud gambar lama, sekarang cepat sekali. Ini yang terjadi,” jelasnya.

Reporter: Warnoto