Selama proses pengeringan, ditemukan korban dua orang meninggal dan dua lainnya dalam kondisi lemas dan kaku karena terendam air dalam waktu yang lama. Selain itu ditemukan setidaknya 47 mobil terendam.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan jumlah resmi korban yang tercatat selama banjir Jakarta 2013 hingga 22 Januari adalah 20 orang karena tersetrum listrik, kedinginan, terpeleset atau jatuh, hanyut dan usia lanjut. Sebanyak 33.500 orang terpaksa mengungsi.

Gubernur Joko Widodo kala itu memperkirakan banjir 2013 menyebabkan kerugian hingga Rp20 triliun. Sedangkan Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) menyebut terjadi kerugian ekonomi lebih dari Rp1 triliun.

Selain itu, Rp1 miliar harus dikeluarkan untuk menyiapkan kebutuhan pengungsi. PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) juga memiliki taksiran kerugian hingga Rp116 miliar akibat fungsi pembangkit dan peralatan distribusi serta transmisi yang mengalami kerusakan karena tergenang air.

Banjir 2018 Sebagaimana gubernur-gubernur sebelumnya, Gubernur Anies Baswedan yang belum setahun menjabat pun juga terhantam dengan banjir di Ibu Kota pada awal 2018.

BNPB menyatakan hujan deras yang berlangsung sejak Minggu (4/2) di wilayah hulu Sungai Ciliwung menyebabkan status Bendung Katulampa Siaga I.

“Tinggi muka air di Bendung Katulampa telah mencapai 220 centimeter pada Senin (5/2) pukul 08.30 WIB sehingga berstatus Siaga I atau tingkat tertinggi,” kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat BNPB Sutopo.

Sutopo mengatakan status Siaga I di Bendung Katulampa ditetapkan bila tinggi muka air Sungai Ciliwung di atas 200 centimeter.

Hanya dalam waktu 30 menit, tinggi muka air naik menjadi 230 centimeter dan berselang lima menit kemudian menjadi 240 centimeter. Sementara, saat itu hujan masih berlangsung di wilayah Bogor.

“Diperkirakan sekitar sembilan jam, air akan sampai di Pintu Air Manggarai, Jakarta,” katanya.

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby