Daun gatal banyak dijumpai di hutan-hutan Tanah Papua dan tumbuh subur secara liar. Masyarakat asli Papua sering mengunakan daun gatal untuk mengobati pegal-pegal di seluruh bagian tubuh.
Septinus mengatakan penggunaan daun gatal biasanya dengan cara menggosokan secara langsung pada bagian tubuh yang terasa pegal dan lelah.
Bahkan, kata dia, daun gatal juga biasa untuk membantu proses persalinan, sebagai obat penghilang rasa nyeri pada ibu yang akan melahirkan.
Hal seperti itu biasanya digunakan masyarakat lokal Suku Meyah di Tanah Papua. Secara budaya, ujarnya, keberadaan daun gatal tidak saja menjadi sumber kekayaan hutan alam Tanah Papua, tetapi juga obat alternatif.
Septinus mengharapkan kekayaan hutan alam Papua harus tetap dijaga dan tidak boleh dirusak karena memberikan manfaat secara ekonomi, sosial, budaya, dan adat istiadat.
Secara medis, daun gatal memang dapat mengatasi hal-hal tersebut. Secara ilmiah tumbuhan famili Urticaceae umumnya memang memiliki kandungan kimiawi, seperti monoridin, tryptophan, histidine, alkaloid, flavonoid, asam formiat, dan authraguinones.
Asam semut ini sendiri terkandung di dalam kelenjar “duri-duri” di permukaan daun. Saat duri-duri tersebut mengenai tubuh, asam semut kelenjar itu terlepasakan dan memengaruhi terjadinya perlebaran pori-pori tubuh.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara
Andy Abdul Hamid