Jakarta, Aktual.com – Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) menyebut, pertumbuhan ekonomi tahun 2017 masih belum cukup kuat. Hal ini terjadi karena dipicu pertumbuhan konsumsi rumah tangga yang melambat. Pertumbuhan ekonomi tahun ini cuma diproyeksikan di angka 5,1 persen.

“Dan pelemahan konsumsi ini dipengaruhi oleh menurunnya daya beli masyarakat golongan berpenghasilan rendah,” ujar ekonom LPPI, Martin Panggaben di Jakarta, Kamis (5/10).

Pelemahan daya beli dari kalangan masyarakat berpenghasilan rendah ini, kata dia, terlihat dari indikator Nilai Tukar Petani (NTP), Upah Buruh Tani Riil, dan Buruh Bangunan Riil terus menurun di tahun ini.

Dari data yang dikantongi LPPI, faktor-faktor yang memengaruhi pertumbuhan konsumsi rumah tangga yang menurun adalah, upah riil buruh bangunan turun 1,61 persen hingga kuartal II-2017.

Upah riil buruh tani cuma naik 0,19 persen. Surplus usaha tani turun 1,17 persen. Dan indeks produksi kecil, besar, dan sedang juga turun. Untuk IMK turun 2,50 persen dan IBS turun 4,00 persen. Sebelumnya kedua sektor ini secara Yoy masih 6,56 persen (IMK) dan 5,54 persen (IBS).

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid