Kinerja Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dianggap tak mampu untuk menggenjot pertumbuhan dengan mengandalkan belanja pemerintah. (ilustrasi/aktual.com)

Jakarta, Aktual.com – Daya beli masyarakat sejak awal tahun 2017 ini terus mengelami penurunan, bahkan terkesan anjlok. Momen puasa dan lebaran yang biasanya menjadi puncak tertinggi dalam konsumsi masyarakat, kali ini sangat lesu.

Dunia usaha pun, terutama sektor ritel, mengeluhkan kondisi ini. Namun begitu, respon Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati malah menyalahkan sektor komoditas atau pertambangan yang masih lesu menjadi penyebabnya. Sehingga membuat perekonomian sejak tahun 2014-2016 lalu masih mendatar.

“Kontraksi yang dialami sektor pertambangan yang memengaruhi sektor lain terjadi puncaknya pada kuartal IV 2016 lalu. Apalagi laju inflasi pada 2016 lalu menjadi yang terendah dalam satu dekade terakhir. Itu semua membuat daya beli masyarakat melemah,” jelas Menkeu di Jakarta, ditulis Selasa (4/7).

Untuk menggenjot daya beli masyarakat pun, kata dia, pemerintah akan fokus meningkatkan belanja sosial, terutama untuk kelompok masyarakat yang paling rentan atau masyarakat bawah.

“Pemerintah akan melakukan belanja-belanja untuk sosial, sehingga daya beli, terutama untuk 25-40 persen masyarakat terbawah, tetap terjaga (daya belinya),” tegas dia.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Eka