Jakarta, Aktual.com — Akibat stok menumpuk sebagai dampak penurunan pembelian, sejumlah pabrik di Jabar memperpanjang libur kayawannya pascalebaran dan baru memulai pada Senin (3/8).
“Banyak yang meliburkan karyawannya lebih dari dua pekan, itu karena stok barang menumpuk akibat melemahnya daya beli masyarakat dan menurunnya permintaan ekspor,” kata Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jabar Deddy Widjaya di Bandung, Senin (3/8).
Menurut dia, sebagian besar pabrik di Jabar meliburkan karyawannya sejak Selasa (14/7) untuk libur Lebaran, namun pada saat para karyawan lainnya masuk pada 25 Juli, ratusan pabrik memperpanjang waktu libur .
Sebagian besar pabrik yang memperpanjang masa libur karyawannya adalah pabrik tesktil, garmen dan sepatu. Hal itu menurut Deddy untuk meminimalisasi kerugian perusahaan akibat biaya operasi.
Berdasarkan data yang ada, sebanyak 200-an pabrik memperpanjang liburannya dengan jumlah karyawannya sekitar 8000-an orang.
“Stok masih banyak yang belum terserap, bila dipaksakan berproduksi bisa menambah kerugian. Kebetulan para pekerja juga memiliki kesepatan untuk libur,” kata Deddy.
Ia menyebutkan libur panjang para pekerja itu bukan pertama kali terjadi, namun tiap tahun selalu ada pabrik yang memperpanjang masa libur.
“Tapi tahun ini mungkin paling banyak, namun yang jelas mulai pekan ini aktivitas produksi di Jabar kembali normal, semua pabrik dipastikan kembali beroperasi,” katanya.
Dedy mengaku, perkembangan yang terjadi pada tahun ini sangat menyulitkan para pelaku usaha dan industri Jabar. Dia menyatakan, hampir 80 persen perusahaan dan industri di tatar Parahyangan terkena dampak.
“Yang sangat terpuruk adalah industri tekstil, garmen, dan sepatu,” katanya menambahkan.
Artikel ini ditulis oleh: