Jakarta, Aktual.com – Direktur Eksekutif Indef, Enny Sri Hartati menyebut target pemerintah menciptakan pertumbuhan 5,4 persen sulit akan tercapai mengingat kondisi saat ini di tengah konsumsi rumah tangga masih rendah. Apalagi pertumbuhan ekonomi di kuartal II-2017 juga berjalan stagnan. Dengan konsumsi rumah tangga terus mengalami penurunan.
“Kalau konsumsi rumah tangga turun terus maka sulit mencapai target itu. Karena ekonomi kita didongkrak dari konsumsi rumah tangga. Makanya angka segitu cukup kurang realistis,” jelas Enny di Jakarta, Jumat (18/8).
Ketika konsumsi hanya tumbuh 4,9 persen, maka target pertumbuhan sebesar itu akan sukit tercapai. “Paling mungkin pertumbuhan ekonomi bisa mencapai 5,1 persen,” ujarnya.
Untuk itu, pemerintah harus bisa menggenjot daya beli agar bisa target pertumbuhan sesuai target. Tak hanya itu, pemerintah juga harus menggenjot upah riil dam kesempatan kerja di sektor formal.
“Sektor itu penting untuk menggenjot daya beli,” ucap dia.
Sejauh ini, kata dia, masyarakat yang paling merasakan dengan adanya penurunan daya beli adalah masyarakat kelas menengah ke bawah sebanyak 40 persen. Dan itu sangat berpengaruh.
“Sementara konsumsi kelompok 20 persen teratas dipengaruhi berbagai macam penurunan harga komoditas. Mengakibatkan pendapatan mereka juga turun. Makanya mereka juga mengkoreksi konsumsinya, termasuk juga mereka harus selektif dalan membelanjakan uangnya,” papar dia.
Hingga tahun depan, kata dia, jika tak ada kebiajakn signifikan untuk menggenjot daya beli, maka jangan harap pertumbuhan ekonomi 2018 sesuai target.
“Tapi kalau konsumsi rumah tangga tak bertumbuh bahkan masih minim, jangan harap pertumbuhan ekonomi akan lebih baik,” ungkap Enny.
(Busthomi)
Artikel ini ditulis oleh:
Arbie Marwan