Jakarta, Aktual.com – Ekonom Institute for Development of Economies and Finance (Indef), Berly Martawardaya menyatakan pemerintah harus merangsang masyarakat untuk mendongkrak pertumbuhan daya beli. Program-program yang bersifat memberikan stimulus dianggapnya lebih baik dibandingkan dengan sekedar menebarkan ketakutan dalam bidang ekonomi kepada masyarakat.
Berly pun mencontohkan program Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang diberlakukan pada era kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), sebagai contoh ideal.
“Kalau bisa ada program padat karya, atau program seperti BLT lebih bagus lagi,” ucapnya kepada Aktual, usai menjadi pembicara dalam diskusi bertajuk ‘Peran dan dan Inovasi Paten Dalam Mendorong Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia’ di Jakarta, Rabu (27/9).
Berly meyakini, program seperti BLT nantinya akan sangat signifikan dalam mendongkrak tingkat daya beli masyarakat. “Kalau menurut saya, pemerintah tahun perlu membuka diri terhadap rangsangan atau stimulus yang sifatnya langsung seperti BLT,” tandasnya.
Program semacam ini sebetulnya telah dijalankan pemerintahan Jokowi melalui Program Keluarga Harapan (PKH). Hanya saja menurut Berly, jika dibandingkan BLT, PKH kurang bersifat umum atau hanya menyasar kelompok kecil saja.
“Kalau sekarang kan dimasukkan ke PKH. Cuma (PKH) ini conditional,” imbuhnya.
Sebagai informasi, BLT merupakan program yang dijalankan pada 2005 dan berlanjut pada 2009 dan 2013. Program ini sendiri merupakan reaksi pemerintah terhadap naiknya harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang ditetapkan oleh pemerintah pada saat itu.
Berly sendiri menyarankan pemerintah untuk membuka diri terhadap program-program pemerintahan sebelumnya. Alih-alih memikirkan gengsi, pemerintah harus lebih mementingkan nasib rakyat banyak.
“Ada 27 juta rakyat miskin, pemerintah jangan tutup diri lah hanya karena ini program Pak SBY. Kalau pun itu bagus, why not?” tutupnya.
Teuku Wildan
Artikel ini ditulis oleh:
Teuku Wildan
Arbie Marwan