Jakarta, Aktual.co —Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan Nilai Tukar Petani (NTP) nasional bulan Desember 2014 sebesar 101,32 atau turun 1,03 persen dibandingkan NTP bulan sebelumnya.
Kepala BPS, Suryamin mengatakan hal tersebut karena Indeks Harga yang Diterima Petani (lt) naik 1,43 persen, lebih rendah dibandingkan kenaikan Indeks Harga yang Dibayar Petani (lb) sebesar 2,48 persen.
“NTP Sulawesi Barat mengalami penurunan terbesar yaitu 2,45 persen dibandingkan dengan NTP provinsi lainnya. Untuk NTP yang mengalami kenaikan tertinggi itu Provinsi Banten, 1,07 persen,” ujar Suryamin di kantor BPS Jakarta, Jumat (2/1).
Lebih lanjut dikatakan Suryamin, penurunan NTP Desember 2014 dipengaruhi beberapa subsektor, seperti NTP subsektor hortikultura sebesar 1,28 persen, subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 2,02 persen, subsektor peternakan 1,59 persen, dan subsekto perikanan 1,21 persen. Sedangkan subsektor yang mengalami kenaikan adalah tanaman pangan, sebesar 0,28 persen.
“Ini kan karena ada pengaruhnya sama komoditi beras yang naik cukup tajam waktu Desember kemarin, ada perayaan Natal dan Tahun Baru,” pungkasnya.
Untuk diketahui, NTP meupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di perdesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi.
Semakin tinggi nilai NTP, secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan/daya beli petani.
Artikel ini ditulis oleh:
















