Garu, Aktual.com – Warga Garut dihimbau waspada terhadap penyebaran atau kunjungan penyakit berbasis lingkungan seperti DBD dan Cikungunya yang disaat peralihan musim atau masa transisi dari musim hujan ke kemarau ini penyebarannya mulai merata di sejumlah Kecamatan.
“Dimasa pandemi covid Hingga pertengahan tahun 2020 ini untuk penyebaran kasus cikungunya mencapai 587 kasus sementara untuk DBD mencapai 308 kasus dan 8 orang diantaranya meninggal dunia,” ujar Kepala Bidang Pemberantasan dan pengendalian penyakit Dinas Kesehatan Garut Asep Surahman, Senin (31/8).
Menurut Asep, untuk kasus cikungunya mengalami peningkatan jika dibanding tahun sebelumnya sementara utnuk DBD hampir sama jumlahnya dengan tahun 2019 lalu.
“Dulu untuk kasus cikungunya atau DBD penyebarannya hanya terkinsentrasi disejumkah kecamatan saja seperti daerah Kadungora dan Leles dan Garut namun saat ini menyebar hampir di 19 kecamatan termasuk Garut selatan,” tambahnya.
Penyebaran Cikungunya atau DBD ini berasal dari jentik nyamuk aides agepty yang mengendap ditempat tempat kotor tanpa harus menyentuh tanah seperti adanya genangan dalam wadah, bak dan barang barang bekas lainnya.
“Kasua DBD dan cikungunya ini menyebar kepada siapa saja tanpa mengenal usia semuanya memliki resiko untuk terjangkit,” jelasnya.
Pemkab Garut terus berupaya untuk mengedukasi masyarakat terkait dengan program Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan harus membiasakan diri menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS).
“Jika hanya dilakukan voging tindakan itu dinilainkurang efektif karena pola pengasapan tersebut tidak membunuh nyamuk dewasa yang memiliki tingkat kekebalan tubuh,namun dengan pola PSN bisa menghilangkan jentik nyamuknya,” pungkasnya.(RRI)
Artikel ini ditulis oleh:
Warto'i