Paslon Capres dan Cawapres no urut 01 dan 02 saling bersalaman sebelum debat penyampaian visi misi saat acara debat capres di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Kamis (17/1). debat pertama dua calon presiden dan calon wakil presiden ini memaparkan visi dan misinya tentang isu penegakan hukum, korupsi, HAM dan terorisme. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Pengamat transportasi dari Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Djoko Setijawarno menilai bahwa pembenahan transportasi umum masih menjadi pekerjaan rumah pemerintahan selanjutnya.

“Yang belum dicapai adalah pembenahan transportasi umum berbasis bus. Siapa pun pemimpinnya nanti perlu memerhatikan transportasi umum,” kata Djoko dihubungi di Jakarta, Selasa (12/2).

Menurut Djoko, buruknya transportasi umum menimbulkan transportasi ojek yang massal, padahal ojek dinilai mahal, boros, dan membebani rakyat.

Untuk itu, Djoko mengusulkan agar pembenahan transportasi umum masuk dalam Program Strategis Nasional (PSN), sehingga bukan hanya menjadi ranah Kementerian Perhubungan, melainkan kementerian terkait lainnya.

“Penyediaan transportasi umum ini menjadi inisiatif kepala daerah, jadi butuh tangan Kementerian Dalam Negeri juga. Kalau masuk PSN, semua kementerian terkait bisa dilibatkan,” kata Djoko.

Kendati demikian, Djoko mengapresiasi pembangunan transportasi lainnya berupa Light Rail Transit (LRT) dan moda raya terpadu (MRT).

“Untuk pembangunan LRT, MRT ya itu bagus,” pungkasnya.

Artikel ini ditulis oleh: