Jakarta, Aktual.com-Terjadi debat panas antara Amerika Serikat dan Rusia mengenai Iran pada sidang Dewan Keamanan PBB yang digelar pada Jumat (5/1) waktu setempat. Sidang ini digelar seiring dengan maraknya aksi-aksi demo pro-rezim menyusul gelombang aksi demo antipemerintah yang mematikan di Iran.

Duta Besar (Dubes) AS untuk PBB Nikki Haley menegaskan jika kerusuhan di Iran dapat meluas dan menjadi konflik besar.

“Rezim Iran sekarang harus tahu: dunia akan menyaksikan apa yang Anda lakukan,” tegas Haley seperti dikutip dari AFP, Sabtu (6/1).

“Rakyat Iran bangkit di lebih dari 79 lokasi di seluruh negeri,” lanjut Haley.

“Ini pertunjukan hebat dari orang-orang berani yang telah menjadi sangat muak dengan pemerintah mereka yang menindas sehingga mereka bersedia membahayakan diri mereka dalam aksi protes,” kata dia.

Sidang DK PBB ini digelar atas permintaan AS. Sementara pihak Rusia menentang upaya AS tersebut dengan alasan jika aksi-aksi protes tersebut tidak menimbulkan ancaman bagi perdamaian dan keamanan internasional.

Diberitakan total 21 orang tewas dan ratusan telah ditangkap sejak 28 Desember lalu menyusul aksi-aksi protes terhadap Pemerintah Iran atas masalah perekonomian. Serangan ke gedung-gedung pemerintah dan kantor-kantor polisi terjadi dalam aksi-aksi demo tersebut.

Jumat (5/1) kemarin, aksi-aksi demo pro-rezim berlangsung di sekitar Teheran sebagai demo tandingan. Ini sebagai aksi demo serupa selama tiga hari berturut-turut.

“Kami tentu saja menyesalkan jatuhnya korban jiwa sebagai akibat demonstrasi yang tidak begitu damai,” kata Dubes Rusia untuk PBB, Vassily Nebenzia dalam sidang DK PBB.
Di Sidang DK PBB, AS dan Rusia Berdebat Soal Aksi Demo di Iran.

“Akan tetapi, biarkan Iran mengurus masalahnya sendiri,” lanjutnya.

Rusia mengatakan jika DK PBB harusnya juga membahas kerusuhan 2014 di Ferguson, Missouri terkait penembakan remaja berkulit hitam oleh polisi AS.

Selain Rusia, China juga menyebut sidang DK PBB tersebut sebagai bentuk campur tangan dalam urusan dalam negeri Iran. Adapun Inggris dan Prancis menekankan bahwa Iran harus menghormati hak-hak para demonstran. Namun Dubes Prancis Francois Delattre juga mengatakan “peristiwa dalam beberapa hari terakhir tidak menimbulkan ancaman bagi perdamaian dan keamanan internasional.”

Artikel ini ditulis oleh:

Bawaan Situs