Sejumlah pengunjung menerobos garis polisi yang dipasang di semburan air bercampur lumpur di Desa Jari, Gondang, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, Minggu (10/4). Semburan air bercampur lumpur, sejak empat hari lalu, bertambah di empat lokasi, yang semula hanya satu lokasi dengan debit semburan yang semakin membesar. ANTARA FOTO/Aguk Sudarmojo/pd/16. *** Local Caption *** BOJONEGORO, JAWA TIMUR

Bojonegoro, Aktual.com – Debit semburan lumpur bercampur air di Desa Jari, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, yang semula hanya 0,5 liter per detik, membesar menjadi sekitar 2 liter per detik, disebabkan pengaruh hujan.

“Bertambahnya debit air yang keluar dari semburan lumpur disebabkan hujan,” kata Peneliti Badan Geologi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Bandung Dr Igan S Suwidjaja Msc di lokasi semburan, Kamis (14/4).

Kepala Seksi Ketenteraman, Ketertiban dan Perlindungan Masyarakat (Trantib Linmas) Kecamatan Gondang Eko Wage menjelaskan, hujan deras turun sehari lalu di kawasan lokasi semburan lumpur bercampur air itu.

“Informasi warga hujan di kawasan lokasi semburan lumpur berlangsung sejak siang hari sampai malam hari dengan intensitas cukup deras,” ucapnya.

Ia memperkirakan luas semburan lumpur bercampur air, yang semula hanya di dua lokasi, juga melebar menjadi beberapa lokasi.

“Perkiraan kami luas lokasi semburan sekitar 20 meter persegi,” tandasnya.

Kepala Desa Jari, Kecamatan Gondang, Sri Hamto menjelaskan penanganan semburan lumpur bercampur air masih menunggu hasil penelitian yang dilakukan Badan Geologi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Bandung.

Seharusnya, menurut dia, petani di desanya di sepanjang aliran Sungai Keramat dengan luas sekitar 200 hektare, sudah menanam padi lagi, juga bawang merah.

“Petani masih menunggu hasil penelitian yang dilakukan Badan Geologi terkait lumpur bercampur air yang masuk ke Kali Keramat. Sebab, air Sungai Keramat biasa dimanfaatkan petani untuk mengairi areal pertanian,” ucapnya.

Semburan lumpur bercampur air di Desa Jari, Kecamatan Gondang, Bojonegoro, berlangsung sejak 7 April, yang sebelumnya didahului gempa.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara