Jakarta, aktual.com – Ratusan tokoh dan akademisi berkumpul mengeluarkan seruan moral menyambut pelaksanaan pemilu 2024 mendatang, di kampus STF Driyarkara, Jakarta, Senin (27/11) kemarin. Pernyataan moral yang bernama Seruan Jembatan Serong tersebut menghimbau masyarakat untuk berani bersikap jujur dalam menghadapi pemilu 2024 mendatang.
“Kami meminta seluruh lembaga tinggi negara menjamin pemilu yang jujur dan adil. Kami menolak dengan keras penyusutan kekuasaan ke tangan eksekutif, perusakan batas-batas tegas dan pemisahan kekuasaan, persekongkolan para elit politik, aparatur dan lembaga-lembaga negara bagi kepentingan-kepentingan orang atau kelompok tertentu dalam penyelenggaraan Pemilu 2024. Kami menyerukan kepada seluruh anggota masyarakat untuk aktif mengawal dan mengawasi proses pemilihan umum dengan segala sarana dan perangkat yang dimiliki,” tulis seruan tersebut.
Pengagas Seruan Jembatan Serong yang juga Ketua Ikatan Alumni Driyarkara (IKAD) Yustinus Prastowo mengatakan masyarakat memang perlu mencegah pihak tertentu yang memiliki obsesi berlebihan tentang kekuasaan, untuk berkuasa. Menurutnya, ada pihak yang ingin sekali mengambil kekuasaan tanpa memperhitungkan moral dan etika. Karena itu baginya, momentum ini merupakan langkah awal yang tepat untuk menyusun gerakan moral yang besar untuk mencegah keburukan yang lebih besar terjadi.
“Ini menjadi panggilan bagi kita semua untuk terlibat. Kalau bukan kita, siapa lagi,” kata Yustinus.
Dirinya pun mengatakan meski saat ini dalam posisi membantu pemerintah, namun, hal itu tidak akan menghalanginya mengkritisi praktik lancung di pemerintahan. Dia menegaskan tidak sulit bagi pemerintah untuk bekerja dengan baik. Saat ini pun masih banyak birokrat dan pegawai yang memiliki hati nurani tulus untuk bekerja sebagai abdi negara.
“Sebenarnya sederhana menjadi abdi negara itu, tidak ikut-ikutan nyolong, tidak ikut-ikutan mencuri, mau bekerja melayani rakyat. Dan saya menyaksikan banyak sekali birokrat, pegawai, yang punya hati nurani yang tulus, yang baik seperti itu,” ujarnya.
Alumnus Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN) itu pun menuding ada pihak yang punya obsesi berlebihan untuk mendorong kesejahteraan, kemakmuran dan Indonesia Emas 2045. Padahal, menurutnya, niat baik tersebut tidak bisa dikerjakan sendirian oleh siapapun dan kelompok manapun.
“Hanya saja, jangan pernah beranggapan hanya dirinya yang mampu dan sanggup mengantarkan itu. Ini mesti menjadi kerja kolektif, kerja bersama,” katanya.
Selain Karlina Supelli dan Yustinus Prastowo, forum yang mendeklarasikan Seruan Jembatan Serong tersebut juga dihadiri oleh Simon Petrus Lili Tjahjadi (Ketua STF Driyarkara), Erry Riyana Hardjapamekas (Pimpinan KPK 2003-2007), Lukman Saifuddin (Menteri Agama 2014-2019), Goenawan Mohamad (Sastrawan), Arif Zulkifli (Dewan Pers), Yanuar Nugroho, Taufiequrrahman Ruki dan sejumlah tokoh lainnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Rizky Zulkarnain