Jakarta, Aktual.com — Seorang tokoh ulama di Sulawesi Tengah Prof Dr H Zainal Abidin M.Ag berpendapat, umat Islam yang ada di daerah tersebut harus mampu merubah pola pikir dan mengaktulisasikan nilai-nilai Islam untuk menghadapi kemajuan.
“Umat Islam perlu untuk merubah pola pikir untuk kemajuan Islam itu sendiri, serta memahami dan memaknai suatu problem atau dinamika yang terjadi seiring perkembangan zaman,” ucap Prof Zainal Abidin, kepada jurnalis media di Palu, Minggu (31/01).
Zainal menyebutkan Islam merupakan agama yang sangat dinamis, yang tidak mempersulit penganutnya untuk meyakini atau melakukan, menggunakan suatu anjuran yang disesuaikan dengan konteks kekinian.
Oleh karena itu, kata dia, dibutuhkan pemahaman serta pengkajian yang mendalam, dalam memaknai suatu anjuran yang tidak dilaksanakan di masa Nabi, namun dilaksanakan oleh umat Islam lainnya di era modern saat ini.
“Misalnya menggunakan elektronik, elektronik tidak ada di masa Nabi, namun ada di era modern dan di pergunakan oleh sebagian kalangan Islam. hal itu, tidaklah menjadi masalah dan tidak perlu di perdebatkan,” ujarnya.
Ia menegaskan sebagian kalangan dari umat Islam melarang serta mengharamkan kepada umat Islam lainnya, jika melakukan sesuatu atau menggunakan sesuatu yang tidak dilakukan oleh nabi di zamannya.
Misalnya, kata dia, perayaan Maulid Nabi Muhammad Saw, membaca barzanji, tahlil dan beberapa anjuran lain yang sering dilaksanakan oleh umat Islam tertentu, dianggap sesuatu yang berlebihan (Bid’ah) oleh sebagian kalangan Islam lainnya.
Olehnya, kata dia, perlu ada perubahan pola pikir bagi penganut Islam dalam mengkaji dan memaknai sesuatu tradisi yang dilaksanakan oleh kalangan Islam tertentu.
Hal itu, sebut dia, agar tidak mengantarkan sesama penganut Agama Islam, untuk berdebat dan berbantah – bantahan pada sesuatu yang tidak substansi.
“Jangan menjas orang lain sebagai pihak yang bersalah dan berdosa, serta masuk neraka, padahal sama – sama menyembah kepada Allah SWT,” tegasnya.
Lebih lanjut, dia mengatakan, kemunduran Islam di dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya yakni minimnya intelektual muslim yang berperan untuk memberikan pencerahan kepada penganut Agama Islam di era modern.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara