Cak Imin mengatakan, berdasarkan harapan dan kecemasan itu, maka PKB menyetujui permintaan para kiai sepuh, agar mendukung Gus Ipul, yang beresiko menggeser Ketua DPW PKB, sebagai calon gubernur Jatim dalam pilkada tahun 2018.

“Kami mengesampingkan fakta bahwa kami adalah partai terbesar di sana, dan cukup kuat untuk mendukung ketuanya sendiri. Kami membatalkan berbulan-bulan persiapan mengusung Abdul Halim Iskandar, pimpinan senior yang dibanggakan dan dipercaya para kader, untuk mencalonkan diri,” kata Cak Imin.

Karena itu, ujar Cak Imin, saat dihadapkan pada tugas menyatukan umat dan menjaga bangsa dari radikalisasi Islam, tidak ada harga yang terlalu mahal untuk dibayar.

“Makanya, kami serius mendorong keluarga besar NU harus bersatu, termasuk Bu Khofifah (Mensos),” kata Cak Imin.

“Beliau adalah salah satu kader NU yang paling kami banggakan, yang dengan posisinya saat ini, telah mampu berkontribusi besar bagi umat dan rakyat, bukan hanya di Jatim, tapi di seluruh Indonesia,” ujar Cak Imin.

Di sisi lain, kata Cak Imin, tugas berat membutuhkan NU yang kompak, NU yang solid, yang umatnya saling percaya.

“Menguatkan NU berarti mengokohkan NKRI. Bagi PKB, belum kami temukan tugas politik lain yang lebih penting daripada ini,” tandas Cak Imin.

(Busthomi)

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid