Munculnya simbol-simbol komunisme maupun PKI yang bertopeng aksi unjuk rasa di berbagai daerah> (ilustrasi/aktual.com)

Jakarta, Aktual.com – Demonstrasi berbau komunisme setiap sidang pengadilan di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, mengganggu netralitas dan kemandirian hakim. Bahkan, juga mengganggu kenyamanan berwisata di kota tersebut.

“Demo menunggangi perkara palu arit tentu saja merusak kenyamanan berwisata di ibukota Banyuwangi dan di berbagai obyek lainnya. Apalagi saat ini sedang berlangsung Tour d’IJEN, event internasional balap sepeda paling prestisius bagi Banyuwangi,” kata Aktifis Forum Pancasila Banyuwangi, Tawali Datuganggas, melalui siaran persnya di Jakarta, Selasa (26/9).

Menurut Tawali, mobilisasi massa secara terus menerus, apalagi berbau PKI, tentu saja melahirkan teror atas ketertiban sosial dan ‘security high cost’. “Bukan hanya lantaran tingginya biaya pengamanan, tetapi juga dampaknya yang menyebarluaskan kecemasan dan ketidaknyamanan terutama soal teror komunisme,” katanya.

Selain mengganggu kenyamanan wisata, mobilisasi masa berbau komunis itu juga sebagai pembodohan karena mengeksploitasi dan mengadu domba warga.

“Mengadu domba warga adalah cara PKI merubuh persepsi berwisata dan berinvestasi aman nyaman di Banyuwangi, berdampak hancurnya pertumbuhan ekonomi warga Banyuwangi,” jelasnya.

Menurut dia, sudah tepat masyarakat bersama aparat penegak hukum menutup semua kesempatan dibodohi dan diadu domba oleh anasir palu arit bertameng ragam LSM. “Menumpang pada mereka adalah semua kepentingan yang tidak pro-rakyat Banyuwangi,” tegasnya.

Artikel ini ditulis oleh: