Surabaya, Aktual.com – Pengamanan demonstrasi susulan menolak Undang-Undang Cipta Kerja (Ciptaker) melibatkan 3.790 personel dari Polrestabes Surabaya.
“Kami mengerahkan 3.790 orang personel. Itu ditempatkan di beberapa titik. Juga ada Mobil baraccuda dan water cannon,” ungkap Kasubag Humas Polrestabes Surabaya AKP, Muhammad Akhyar, Selasa (20/10).
Akhyar menjelaskan, pengamanan dipusatkan di Gedung Grahadi, Surabaya. Sebab Gedung Grahadi menjadi titik sentral aksi. Kepolisian tidak ingin kecolongan aksi demo menolak Omnibus Law berujung kerusuhan beberapa waktu lalu.
“Hari ini titik utamanya kami pusatkan di Grahadi,” kata Akhyar.
Selain pengamanan utama di Grahadi, pergerakan buruh juga menjadi sorotan. Kata Ahkyar pengawalan konvoi buruh dari titik kumpul di depan Mal City of Tomorrow (Cito), Kebun Binatang Surabaya, Sier Rungkut, Romo Kalisari, Pergudangan Margomulyo, dan Karangpilang hingga Grahadi akan terus dikawal.
“Ya kita kawal sejak titik kumpul sampai mereka ke titik aksi, karena biasanya kan mereka akan longmarch dulu,” paparnya.
Dari pantauan di Grahadi, pengamanan super ketat terlihat. Selain bentangan kawat berduri, personil TNI-Polri hingga Linmas Kota Surabaya terlihat dilokasi.
Hingga berita ini diturunkan pergerakan buruh belum terlihat. Diberitakan selama tiga hari yakni 20-23 Oktober 2020 massa yang tergabung dalam Gerakan Tolak Omnibus Law (Getol) dari gabungan elemen buruh dan mahasiswa rencanannya akan menggelor aksi menolak Omnibus Law.
Ada beberapa titik yang menjadi titik kumpul yakni di sekitar KBS (Kebun Binatang Surabaya) dan masa akan melakukan aksi longmarch dari KBS ke Grahadi.
Aksi bertajuk mobilisasi umum ini ditaksir akan melibatkan 3 ribu orang. Sementara untuk yang dibawa ialah desakan kepada Presiden Joko Widodo untuk segera menerbitkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (Perppu) pembatalan Omnibus Law. (RRI)
Artikel ini ditulis oleh:
Warto'i