Pelalawan, Aktual.com – Pendidikan adalah mutlak bagi anak-anak dan merupakan tanggung jawab utama untuk memastikan bahwa setiap anak memperoleh pendidikan yang berkualitas. Namun, di PT. Mitra Unggul Pusaka – Kebun Segati MUP – KST, siswa/i dihadapkan pada tantangan ketika mencoba untuk mencapai sekolah mereka.

Pertemuan demo yang digelar pada tanggal 18/07/24 di Kebun Segati MUP – KST disebabkan oleh ketidakpuasan akan angkutan sekolah yang tidak memadai. Para pendemo yang juga terdiri dari pemanen dan siswa/i sekolah, yang tergabung dalam Persaudaraan Pemanen Afdeling 4 (PPA 4) dan Afdeling 6 dari perusahaan yang sama, mendesak supaya angkutan sekolah atau bus sekolah diberikan untuk menampung jumlah siswa sesuai kebutuhan.

Dedy Prianto Caleg terpilih dari dapil 5 Langgam Sei Kijang mengatakan masyarakat juga menyuarakan keluhan terkait penjemputan yang tidak teratur, yang mengakibatkan siswa/i baru di kelas 1 & 2 SD memiliki jam pulang sekolah pukul 10.00 WIB namun terpaksa menunggu hingga pukul 13.00 WIB atau bahkan lebih di rumah mereka.

“Masyarakat menyampaikan kepada saya perusahaan mengklaim akan memenuhi tuntutan tersebut dengan mempersiapkan empat unit bus sekolah, kebutuhan akan jumlah sarana transportasi yang mencukupi, sayangnya, tetap menjadi kendala, dan siswa sekolah terpaksa menumpang berdesakan di dalam bus. Setelah demo, perusahaan menyatakan bahwa kerusakan terjadi pada bus yang disiapkan, sedangkan ada kendala dengan bus yang dirental dari kontraktor,” jelasnya.

Lanjutnya, Dedy berharap pihak perusahaan memberikan fasilitas terbaik kepada siswa/i yang akan berangkat ke sekolah dengan transportasi yang aman dan nyaman. Pasalnya jangan sampai bus sekolah terbalik di salah satu perusahaan di Pelalawan yang dulu pernah terjadi kembali terulang.

“Saya berharap pihak perusahaan segera memberikan angkutan terbaik untuk masyarakat. Jangan sampai ada korban dulu baru di perbaiki,” tegasnya.

Demo kedua diadakan di kantor traksi atau kantor yang mengelola tentang bus sekolah dan melibatkan ibu-ibu wali murid dari Afdeling 6. Meskipun awalnya demo kurang kondusif dengan adanya perselisihan di antara para pendemo, situasi itu berubah setelah Asisten Kebun/Askeb didampingi Asisten Traksi, mewakili pihak perusahaan, menjelaskan mengenai kerusakan pada bus rental dari kontraktor yang enggan menjalankan aktivitas penjemputan.

Yusni Zandoto, selaku perwakilan dari empat orang pendemo, menyampaikan tuntutan ke perusahaan dan mewakili beberapa pendemo untuk menyoroti kesamaan dari tuntutan di demo pertama. Ia menyudahi tuntutannya dengan memperingatkan bahwa jika masalah ini kembali terjadi, maka mereka akan mengadakan aksi hearing di kantor DPRD Kabupaten Pelalawan selaku rumah pengaduan rakyat.

“Terdapat informasi bahwa kontraktor enggan melakukan aktivitas penjemputan karena masalah pembayaran yang belum diselesaikan kepada rental bus, hal itu kemudian dibantah oleh perwakilan perusahaan yang berjanji untuk menyelesaikan masalah tersebut,” jelasnya

Masalah ini memicu diskusi tentang pentingnya akses angkutan sekolah yang memadai dan aman bagi setiap siswa/i serta mendorong banyak orang untuk mendukung tuntutan para pendemo dalam menyelesaikan masalah ini. Kami berharap perusahaan akan bekerja sama dengan kontraktor untuk memenuhi tuntutan mereka dengan segera.

Artikel ini ditulis oleh:

Ikhwan Nur Rahman