Jakarta, Aktual.com – Polarisasi politik di masyarakat Indonesia makin menguat karena tajamnya perbedaan pilihan politik di masyarakat. Sehingga ada kecenderungan masyarakat memaksakan pilihannya kepada orang lain karena menganggap pilihannya yang paling benar.

Akibatnya aksi saling memaksakan ini seringkali memecah belah persaudaraan yang selama ini dijaga dan dipelihara dengan baik. Situasi ini berlangsung sejak media sosial menjadi saluran informasi dan komunikasi yang dominan di masyarakat.

Menanggapi hal tersebut, Harry Waluyo Sajati, Caleg Partai Golkar untuk Dapil Jambi, mengungkapkan bahwa demokrasi harusnya menyatukan dan memperkuat persaudaraan.

Dalam kegiatan Pendidikan Politik Partai Golkar untuk kalangan Tokoh Masyarakat, Masyarakat Adat dan Perempuan di SKB Muara Bungo, Jambi, Minggu (13/1), Harry menegaskan Pemilu Legislatif dan Pilpres 2019 adalah pemersatu bangsa. “Apapun pilihan kita, setelah pemilu kita harus menghormati hasilnya. Hasil pemilu menjadi pemersatu bangsa untuk bersama-sama berkarya demi kemajuan Indonesia,” kata Harry dalam siaran persnya di Jakarta, Senin (14/1).

Harry menambahkan pentingnya memelihara semangat musyawarah mufakat. “Pemilu memang menganut sistem “one man one vote”, tetapi cukup hanya dalam menentukan oranglah kita menggunakan sistem voting. Terhadap masalah-masalah kebijakan, kita perlu kedepankan musyawarah mufakat, agar semua aspirasi anak bangsa dapat terakomodasi dengan baik sehingga kerukunan dan persatuan bangsa tetap terpelihara,” tegasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Zaenal Arifin