Aspirasi sosialis mempercepat tumbuhnya organisasi berskala besar yang mendorong promosi atas dasar merit. Mereka juga menuntut kesetaraan lebih besar dalam akses ke dunia pendidikan.
Akhirnya, dalam melawan kepemimpinan konservatif, kaum sosialis mengidentifikasi kesetaraan dengan perluasan meritokrasi. Pengalaman Inggris memberi pelajaran penting bagi kita.
Nepotisme bisa tergerus jika bangsa memiliki competitive spirit dengan negara lain. Semangat berkompetisi bisa tumbuh jika kecenderungan inward looking berubah menjadi outward looking.
Daya-daya juang tidak diorientasikan untuk “bertikai” di dalam, tetapi diarahkan untuk menandingi “pesaing” dari luar.
Tidak adanya competitive spirit melemahkan dorongan untuk mengerahkan talenta-talenta terbaik bangsa, dan para pemimpin medioker yang tampil tak memiliki sense of crisis.
Sementara kita terus bertikai di dalam, sumber kekayaan kita terus dicuri dan dijarah orang luar tanpa penjagaan. Pada saat globalisasi dan perwujudan era perdagangan bebas mulai menebarkan ancaman, Indonesia tak memiliki kesiapan untuk bersaing.
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid