Jakarta, Aktual.co — Politisi Partai Demokrat, Khatibul Umam Wiranu, mempertanyakan pengangkatan Jan Darmadi, sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres).
Presiden Joko Widodo melantik Jan yang juga Ketua Majelis Tinggi Partai NasDem sebagai Wantimpres bersama delapan anggota lainnya di Istana Negara pada Senin (19/1).
Sebab, seperti halnya pertanyaan publik, Jan disebut-sebut mempunyai track-record atau rekam jejak yang tidak baik. Yakni pernah melakukan bisnis perjudian.
Khatibul menduga adanya intervensi dalam penentuan anggota Wantimpres, khususnya dilingkungan Istana Negara dari partai pengusung dan pendukung pasangan Joko Widodo – Jusuf Kalla pada pemilihan presiden 2014 lalu.
“Ya pasti (ada intervensi), dan bahkan sudah diakui oleh politisi PDIP,” katanya kepada Aktual.co, Selasa (20/1).
Anggota Komisi VIII DPR RI itu menyebut pengangkatan Jan Darmadi akan menjadi bumerang bagi Presiden Jokowi sendiri. Publik akan memberikan penilaian tersendiri yang pada gilirannya berdampak pada kewibawaan lembaga kepresidenan.
“Soal lainnya adalah bandar judi jadi anggota Wantimpres akan meruntuhkan wibawa lembaga kepresidenan,” jelasnya.
Menurutnya, kursi Wantimpres seharusnya diisi oleh para ahli dibidangnya masing-masing. Dari ahli tata negara, ahli agama, ahli ekonomi, kebudayaan dan atau mewakili golongan masyarakat dengan derajat moralitas yang tinggi. Berlaku demikian karena keberadaan Wantimpres tugasnya memberikan masukan ke Presiden terkait berbagai hal.
Maka, lanjut Khatibul, menjadi kontraproduktif kebijakan-kebijakan presiden apabila mengangkat jajarannya yang memberikan pertimbangan sudah cacat moral.
“Ini malah diisi oleh orang yang secara moral tidak bisa diterima publik,” tutup anggota DPR dari Dapil Jateng VIII itu.
Senin kemarin, Presiden Jokowi diketahui melantik sembilan anggota Wantimpres. Dari sembilan nama tersebut, publik mengkritik nama Jan Darmadi (NasDem) karena latar belakangnya yang disebut-sebut pernah menjadi bos perjudian.
Artikel ini ditulis oleh:

















