Politisi senior Partai Demokrat, HM Darmizal MS. Foto: Hilmi/Aktual.com
Politisi senior Partai Demokrat, HM Darmizal MS. Foto: Hilmi/Aktual.com

 

Jakarta, Aktual.com – Wakil Ketua DPP Partai Demokrat KLB Deli Serdang, Darmizal mengatakan bahwa sindiran Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto yang menyebut Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai ‘Bapak Bansos’ adalah fakta politik.

Menurutnya selama menjabat sebagai presiden, SBY kerap mengucurkan bantuan sosial dengan total mencapai Rp321 triliun. Bahkan, jika dibanding dengan ketujuh presiden RI lainnya, jumlah bansos yang keluarkan SBY mencetak rekor tertinggi.

“Bansos SBY ini turut berkontribusi menjadi mesin politik pemenangan SBY menjadi presiden 2 periode. Hasto [Sekjen PDIP] mengungkap fakta. Karena itu, SBY, AHY dan pendukungnya tak perlu meradang,” kata Darmizal dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (29/5).

Selain itu, Darmizal juga mengungkapkan alasan Demokrat dan PDIP yang tak mungkin berkoalisi. Menurut dia, Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri yang pernah dua kali kecolongan oleh SBY. Hal ini terjadi saat putri dari Soekarno itu menjabat presiden sebelum SBY.

“Wajar jika PDIP memiliki catatan khusus kepada SBY. AHY [Agus Harimurti Yudhoyono] yang notabene anak kandung SBY, tentu tak jauh beda dengan bapaknya. PDIP tentu pantas dan wajar untuk hati hati agar tak terjadi kecolongan yang ketiga kali,” ujarnya.

Darmizal bahkan menyinggung sikap plin-plan SBY selama kontestasi Pemilihan Umum [Pemilu] 2014 dan 2019 yang membuat Partai Demokrat tidak lagi disukai sebagai teman koalisi.

“Jika Pemilu diadakan hari ini, mungkin tak ada satupun partai politik yang lolos elektoral mau berkoalisi lagi dengan SBY dan AHY. Hal itu dikarenakan fakta politik yang sudah terukir dalam diatas batu sejarah perkoalisian Demokrat periode 2004 sampai 2014 lalu yang sangat mengecewakan banyak pihak,” ungkapnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: A. Hilmi