Mantan Ketua KPK Antasari Azhar meninggalkan gedung Ditreskrimsus, Polda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (1/2/2017). Kedatangan Antasari bertujuan untuk menagih kelanjutan pengusutan kasus SMS gelap mengatasnamakan dirinya yang telah dilaporkan sejak tahun 2011.

Jakarta, Aktual.com – Sekretaris Fraksi Partai Demokrat Didik Mukrianto menyayangkan pernyataan mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Antasari Azhar bahwa Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengetahui kasus pembunuhan Direktur PT Putra Rajawali Banjaran Nasruddin Zulkarnain itu.

Menurutnya, pernyataan Antasari Azhar tidak berdasarkan fakta-fakta tetapi hanya berdasarkan opini. Padahal, Antasari merupakan tokoh hukum yang dihormati.

“Sungguh mengejutkan, memprihatinkan serta sedih mendengar apa yang disampaikan Antasari Azhar. Kelasnya Antasari Azhar masih melempar wacana dan isu yang tidak ada substansi dan tidak ada dasar kebenarannya. Mungkin itu memang kelasnya selama ini,” ujar Didik Mukrianto di Jakarta, Selasa (14/2).

Dalam perspektif karir dan dedikasinya di bidang hukum, dulu Didik beranggapan Antasari adalah tokoh hukum yang cukup idealis. Namun, kata dia, ternyata hari ini Antasari Azhar menunjukkan kelasnya. Integritas, Kapasitas, Kapabilitas serta kompetensinya dibantah dan dirontokkan sendiri.

Ia melanjutkan, pernyataan Antasari bahwa dirinya di kriminalisasi sudah terbantahkan. Sebab, kasus yang menimpa Antasari sudah ada kehukuman tetap. Mulai pengadilan tingkat pertama, banding, kasasi dan juga peninjauan kembali, keputusannya saling menguatkan.

“Dalam perspektif hukum, tidak diragukan bahwa yang bersangkutan telah terbukti melakukan tindak pidana. Lengkap sudah beliau mengajukan upaya hukum untuk membuktikan ketidakbenaran tuntutan, dakwaan, dan putusan yang dijatuhkan terhadap Antasari Azhar, apa boleh buat ternyata hukum terbukti lain, keadilan membuktikan itu,” ungkap anggota Komisi III DPR RI

Laporan: Nailin In Saroh

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby