Jakarta, Aktual.com — Menteri BUMN Rini Soemarno mengisyaratkan jika rencana proyek pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung dapat dipastikan bakal dikerjakan pihak China dengan skema business to business (B to B), yakni melalui konsorsium China dan konsorsium BUMN Indonesia.
“Keputusan pemerintah adalah kereta cepat tetap dibangun, namun skemanya harus business to business, tidak menggunakan anggaran negara, tidak memakai jaminan pemerintah. Nah, yang memenuhi syarat adalah proposal China,” kata Rini saat ditemui di gedung DPR RI, Jakarta, Kamis (1/10).
Ia mengatakan bahwa perwakilan konsorsium asal negeri China yang akan memimpin proyek ini adalah China Railways Construction Corporation Limited. Sementara konsorsium BUMN digawangi oleh PT Wijaya Karya (Persero) Tbk dengan anggota PT KAI (Persero), PT Perkebunan Nusantara VIII, dan PT Jasa Marga (Persero) Tbk.
Saat ini, kedua konsorsium pun tengah melakukan pendalaman rencana kesepakatan pembentukan perusahaan patungan. Kerjasama yang dibahas termasuk nilai proyek dan kecepatan kereta tersebut.
“Total nilai proyek masih dihitung dan kami minta kecepatan kereta cepat 250-300 kilometer per jam, sebab di proposal mereka 350 km per jam, sehingga (dimungkinkan) biaya proyek bisa turun. Finalisasi keseluruhannya diharapkan bisa bulan ini,” ungkap Rini.
Diperkirakan total proyek kereta cepat tersebut bisa mencapai sekitar Rp70-80 triliun. Dikatakan Rini, nantinya dari jumlah tersebut, sekitar 70% atau setara Rp56 triliun akan dibiayai oleh China Development Bank (CDB). Pasalnya, CDB menawarkan pinjaman dengan jatuh tempo selama 40 tahun.
“Di mana selama 10 tahun masa tenggang dan 30 tahun untuk pengembalian. Bunga yang dibebaskan fix 2% untuk 4 tahun (untuk komponen dolar), sedangkan beberapa persen untuk reminbi,” tutupnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Nebby