1. Eksplorasi dan Teknologi
Negara-negara maju terus menggali potensi energi baru dan mengadopsi teknologi eksplorasi serta produksi paling mutakhir. Tanpa penemuan lahan baru dan teknologi yang sesuai, kemandirian energi hanya akan menjadi ilusi.
2. Tata Kelola dan Transparansi
Sektor energi harus dijalankan dengan prinsip check and balance. Jika dikuasai oleh oligarki yang lebih diuntungkan dari impor, maka kebocoran, inefisiensi, dan moral hazard akan menggerogoti fondasi produksi.
“Tanpa tata kelola yang sehat, produksi akan kalah oleh mafia impor,” ujarnya.
3. Stabilitas Kebijakan Jangka Panjang
Industri energi memerlukan arah kebijakan yang konsisten, lintas masa pemerintahan.
“Setiap ganti rezim, ganti kebijakan-itulah yang menghancurkan fondasi energi Venezuela,” ujar Denny.
Untuk mewujudkan kemandirian energi, Denny mengatakan Indonesia perlu mengadopsi strategi komprehensif yang mencakup percepatan eksplorasi lahan migas baru, pemberian insentif fiskal bagi investor energi, serta penguatan riset dan pengembangan teknologi eksplorasi domestik.
Selain itu, diversifikasi sumber energi menurutnya, menjadi keharusan. Misalnya dengan mempercepat transisi ke energi terbarukan seperti panas bumi, surya, dan bioenergi, Indonesia dapat mengurangi ketergantungan pada impor minyak.
“Pemerintah juga perlu menetapkan road map energi nasional yang jelas, memastikan keberlanjutan kebijakan lintas pemerintahan, dan membangun ekosistem tata kelola yang transparan serta akuntabel,” ujarnya.
“Kolaborasi antara pemerintah, BUMN, swasta, dan lembaga riset harus diperkuat agar inovasi dan investasi berjalan beriringan demi ketahanan energi jangka panjang,” lanjut Denny.
Artikel ini ditulis oleh:
Tino Oktaviano
Masuk
Selamat Datang! Masuk ke akun Anda
Lupa kata sandi Anda? mendapatkan bantuan
Disclaimer
Pemulihan password
Memulihkan kata sandi anda
Sebuah kata sandi akan dikirimkan ke email Anda.
















